tag:blogger.com,1999:blog-25585599650457337632024-02-21T08:54:38.852+07:00christaismChrista Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-48087344564362166632013-08-14T15:30:00.001+07:002013-08-14T15:45:38.032+07:00[repost] 9 Basic Steps to Create a Personal Branding Strategy<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://farm3.staticflickr.com/2829/9506398113_92973953e8_o.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-SmYJDhiSOXDW8yl44ammOAkatPwJZlLpgOKxIWeSeuJo216if-VL9H-DfGjGWyl_sRC7UJneymK_JJEE1aJ-s8gPIyqwv6p8_ImvWSJ0IwV_E90d5tso4N-icra9vFlMcPk5q3fvYxV_/s1600/9+Basic+Steps+to+Create+a+Personal+Branding+Strategy.jpg" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://farm3.staticflickr.com/2829/9506398113_92973953e8_o.jpg"><br /></a></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="text-align: center;">original posted at </span><a href="http://theultralinx.com/2012/05/9-basic-steps-create-personal-branding-strategy.html"><span style="color: orange;">ultralinx</span></a></span>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-73415956026612755052012-05-13T21:33:00.000+07:002012-05-13T21:33:01.526+07:00Duka Pindul<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Hari ini, Minggu 13 Mei 2012 tersiar kabar duka dari komplek goa Pindul, dusun Gelaran, desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul. Dua anak bernama Yoga Haris (15) dan Andi Subroto (15) yang masih duduk sebagai siswa kelas IX SMP tenggelam di sekitar bendungan Banyumoto, mulut goa Pindul yang memiliki kedalaman sekitar lima hingga delapan meter. Kedua korban yang merupakan warga desa Baleharjo kecamatan Wonosari kabupaten Gunungkidul tenggelam pada pukul 10.15 WIB diduga karena tidak bisa berenang saat bermain air bersama.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9Z6DNmGR9YVM7ai6B2rPxSBnNNNwj3B7t1McXne5Pkc75LtGe_fGU4vu0fpGq84j7HozW2_UeOWwpEUwuERzkBQTCEwE5acdb0JORX-OwlVO4z_OGpI4rq4fI7PKLGlnLy3fd3ZYtaPG/s1600/Pindul%2523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9Z6DNmGR9YVM7ai6B2rPxSBnNNNwj3B7t1McXne5Pkc75LtGe_fGU4vu0fpGq84j7HozW2_UeOWwpEUwuERzkBQTCEwE5acdb0JORX-OwlVO4z_OGpI4rq4fI7PKLGlnLy3fd3ZYtaPG/s400/Pindul%2523.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3d85c6; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">photo by </span><a href="http://twitter.com/wirawisata" style="color: #3d85c6; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Wirawisata</a></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Sesaat setelah kedua korban tenggelam, rekan korban yang tidak tenggelam segera mencari bantuan dari warga sekitar untuk membantu melakukan upaya penyelamatan. Upaya tersebut mengalami kendala karena terbatasnya peralatan, khususnya peralatan selam. Sekitar pukul 13.00 WIB tim penyelamat dari SAR Vertical Rescue Gunungkidul disusul oleh tim penyelamat dari Unit Selam Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Bahari Rescue Indonesia datang ke lokasi kejadian dan segera mempersiapkan perahu karet serta peralatan selam.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Upaya pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan dengan cara menyelam ke dalam rongga bebatuan dan bendungan akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 16.35 WIB akhirnya kedua korban ditemukan dalam keadaan meninggal sambil berpegangan tangan dengan kondisi yang sudah kaku. Berdasarkan informasi yang saya himpun dilokasi kejadian dan bersumber dari tim gabungan yang bertugas, korban ditemukan di dalam lorong bawah tanah (menjorok masuk ke bawah batuan kapur) sejauh lima meter pada kedalaman sekitar lima meter.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Duka dari goa Pindul hari ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh keluarga dan kerabat kedua korban meninggal. Saat berbincang dengan warga setempat, saya menangkap kecemasan serta kesedihan mereka. Selain berempati pada keluarga korban, warga juga memikirkan kelanjutan “kehidupan” wisata minat khusus <i>cave tubing</i> yang dikelola oleh masyarakat setempat hingga akhirnya objek wisata ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup potensial.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Goa Pindul sendiri dikenal sebagai objek wisata minat khusus <i>cave tubing</i>, yaitu perpaduan antara <i>body rafting</i> dan <i>caving</i>. Di objek wisata ini pengunjung akan diajak untuk menyusuri sungai bawah tanah kurang lebih sepanjang 300 meter dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit. Peralatan yang dibutuhkan seperti ban dalam (<i>tube</i>) sebagai pelampung, <i>life vest</i>, serta sepatu telah disediakan oleh pengelola. Selain itu kehadiran pemandu yang cukup berpengalaman menyusuri goa Pindul dan kondisi aliran air yang tenang membuat wisata minat khusus ini sebenarnya cukup aman dinikmati oleh siapapun dengan catatan pengunjung patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Lewat akun jejaring sosial saya, ternyata terpantau bahwa informasi tentang kejadian di Pindul ini tidak tersampaikan secara utuh. Saya sendiri menemukan bahwa ada sebagian pihak yang menganggap bahwa kedua korban meninggal saat melakukan <i>cave tubing</i>. Kondisi nyatanya, kedua korban bukanlah pengunjung objek wisata <i>cave tubing</i> goa Pindul. Mereka berdua datang bersama keempat rekannya ke komplek wisata goa Pindul dengan tujuan untuk “<i>jeguran</i>” atau bermain air tanpa izin dari pengelola serta tanpa peralatan keselamatan. Sebelum kedua korban bermain air, mereka sudah diperingatkan oleh petugas jaga yang sedang melintas untuk tidak bermain air di wilayah tersebut.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Beberapa warga dan pengelola yang sempat berdiskusi singkat di lokasi mulai bertanya-tanya tentang langkah selanjutnya untuk mengamankan lokasi bendungan Banyumoto yang memang sering digunakan untuk bermain air. Di satu sisi, mereka memiliki keinginan untuk menegakkan peraturan bahwa siapapun dilarang bermain di lokasi tersebut tanpa menggunakan peralatan keselamatan minimal rompi pelampung / <i>life vest</i> (yang tersedia bagi pengunjung <i>cave tubing</i> goa Pindul) dengan tujuan menjaga keselamatan serta nama baik wisata minat khusus <i>cave tubing</i> goa Pindul. Di sisi lain, hal tersebut juga mengundang ketakutan pengelola dan warga sekitar akan asumsi masyarakat tentang upaya “monopoli” yang dilakukan oleh pengelola karena faktanya mereka bukanlah pemegang hak milik (privat) goa Pindul.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Saya sendiri salut pada media-media serta rekan-rekan yang menyebarkan informasi lengkap tentang kejadian ini melalui media apapun. Setidaknya hal tersebut mampu meringankan beban bagi pengelola objek wisata minat khusus <i>cave tubing</i> goa Pindul juga pemerintah kabupaten Gunungkidul secara umum untuk mempertahankan daya tarik wisata minat khusus yang akhir-akhir popularitasnya sedang naik.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />Untuk kedua korban yang meninggal hari ini, saya ucapkan selamat jalan. Semoga damai di sisi Tuhan Yang Maha Esa, diampuni semua dosanya, serta diterima amal ibadahnya. Amien.</div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Jangan takut ke goa Pindul!</div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-65618480168371558932012-01-12T23:30:00.000+07:002012-01-12T23:32:48.986+07:00Xia Aimei (2012)<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKi79tKRBGemjeY9Tvxx28tbIq1uMAc2V9pistHSPPgca95mpAQegU6C3otGoWlbJCrHAjimcMxS86P3uR2zAXUG0frAr6jg01LIIkbmhin_fvj-UZgBodNi7hkzHwemthdoIPV56uo6FB/s1600/Xia+Aimei%2523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKi79tKRBGemjeY9Tvxx28tbIq1uMAc2V9pistHSPPgca95mpAQegU6C3otGoWlbJCrHAjimcMxS86P3uR2zAXUG0frAr6jg01LIIkbmhin_fvj-UZgBodNi7hkzHwemthdoIPV56uo6FB/s640/Xia+Aimei%2523.jpg" width="464" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #6fa8dc; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Poster Film Xia Aimei</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> Xia Aimei merupakan film karya Alyandra yang mencoba memotret kehidupan seorang gadis korban human trafficking dan terjebak dalam industri prostitusi kelas atas di Jakarta. Dibintangi oleh Efranda Stefanus (<a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a>), Samuel Rizal, Olga Lydia, Ferry Salim serta (eks Briptu) Norman Kamaru, film Xia Aimei ini resmi ditayangkan di berbagai bioskop dalam jaringan <a href="http://www.21cineplex.com/">Cineplex 21</a> mulai tanggal 12 Januari 2012.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Kisah dalam film ini dimulai dari jeratan utang keluarga membawa Xia Aimei (<a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a>), seorang gadis remaja asal desa kecil Yangshuo Guangxi, Cina terjebak <i>human trafficking</i>. Ia dan beberapa gadis lain dibawa ke Jakarta untuk menjadi perempuan penghibur di sebuah klub mewah bernama Le Mansion yang dikelola oleh Jack (Ferry Salim). Di sana nama Xia Aimei diubah oleh Jack menjadi Xi Xi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Le Mansion memang bukan klub mewah biasa. Klub ini telah lama menjadi tempat prostitusi terselubung yang sering “mengimpor” gadis-gadis cantik asal Cina dan Uzbekistan untuk menjadi wanita penghibur kelas VIP. Salah satu korbannya adalah Xi Xi. Suatu malam Xi Xi dipaksa melayani Bos Marun, salah satu pimpinan geng di Jakarta. Karena takut dan bertekad untuk menjadi kehormatannya serta memenuhi janjinya pada sang Ibu , Xi Xi panik dan melukai Bos Marun kemudian kabur dari Le Mansion. Pada saat itulah Xi Xi bertemu dengan AJ Park (Samuel Rizal).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">AJ Park adalah seorang fotografer <i>underwater</i> Indonesia yang sudah bekerja selama 5 tahun di <i>Discovery Underworld International</i> (D.U.I). Pada <i>after party</i> sebuah proyek penyelaman, AJ Park, Timun (Gilang Dirgahari), dan Kapten Rover pergi ke Le Mansion. AJ Park yang merasa tidak nyaman dan risih dengan Le Mansion memutuskan untuk menunggu di luar dan bertemu dengan Intel Imigrasi (Norman Kamaru) yang sedang telah lama melakukan penyelidikan terhadap Le Mansion yang dicurigai melakukan <i>human trafficking</i>.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tiba-tiba sesuatu terjadi di dalam Le Mansion, suasana pun menjadi kacau dan Timun tidak sengaja meninggalkan data penting pekerjaan mereka di bar Le Mansion. Mereka pun kembali untuk mengambil data yang tertinggal. Pada saat itulah AJ Park menemukan Xi Xi yang bersembunyi di kursi belakang mobilnya. Pertemuan AJ Park dengan Xi Xi itulah yang membawa AJ Park terlibat dalam pelarian Xi XI. AJ Park ingin membantu Xi Xi kabur dari jeratan Le Mansion.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Setelah peristiwa itu, film ini seakan-akan semakin mudah ditebak jalan ceritanya. AJ Park dan Xi Xi terlibat dalam hubungan emosional yang semakin erat seiring dengan kesulitan yang mereka hadapi dalam upaya melepaskan Xi Xi dari jeratan industri prostitusi di Le Mansion. Begitu juga dengan peristiwa penangkapan Jack dan teman-temannya.</span></div>
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="http://www.youtube.com/embed/WaU43xMo8B4" width="480"></iframe>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Secara umum film ini memang menarik untuk disaksikan. Bagi saya pribadi setidaknya ada dua alasan yang mendasari mengapa saya cukup antusias menyaksikan film ini di hari pertama dan jam pertama film ini ditayangkan di salah satu bioskop di Yogyakarta. Alasan pertama saya adalah fakta bahwa sebagai sutradara muda, Alyandra berani mencoba mengangkat isu human trafficking lintas negara sebagai “dagangan” utamanya di tengah hiruk pikuk film horor-sex atau film drama religi. Hal tersebut terbukti saat saya menyaksikan film dengan durasi sekitar 72 menit ini, hampir tidak ada adegan-adengan “panas” yang biasanya cukup banyak dalam scene-scene yang melibatkan industri prostitusi. Untuk itu dua jempol patut diacungkan kepada Alyandra yang memulai debutnya sebagai sutradara dalam industri perfilman Indonesia lewat film Xia Aimei ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Alasan kedua adalah karena Efranda Stefanus atau yang lebih dikenal sebagai <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> bermain dalam film ini. Perlu menjadi catatan bahwa Xia Aimei ini merupakan film pertama <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> dimana <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> langsung berperan sebagai tokoh utama. Dalam film ini <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> dituntut untuk mampu memerankan sosok Xia Aimei / Xi Xi dalam berbagai ekspresi, mulai dari ekspresi sedih, bingung, takut, malu, lugu, hingga ekspresi ceria penuh tawa. Bagi yang belum tahu, <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> merupakan gadis berwajah oriental kelahiran Malang 8 Februari 1987. Karir <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> di dunia hiburan Indonesia bermula dari terpilihnya dia sebagai finalis MTV VJ Hunt 2007. Sejak saat itulah <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> mulai aktif sebagai presenter dalam beberapa acara di stasiun-stasiun televisi swasta nasional.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmcexDxTj_LuMsmMmfK-nL464afm0SRMBKmg6XUwF5bYC2Kk7XPwhyphenhyphenoRMukywF26n0IWQcm2FvGOKD81eUzg8ggxSUpPqHH-C_bNG9Xyx4WNH559V0KSFsjnUO_Flp1H9Y61Tg0pqnyNWS/s1600/Franda%2523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmcexDxTj_LuMsmMmfK-nL464afm0SRMBKmg6XUwF5bYC2Kk7XPwhyphenhyphenoRMukywF26n0IWQcm2FvGOKD81eUzg8ggxSUpPqHH-C_bNG9Xyx4WNH559V0KSFsjnUO_Flp1H9Y61Tg0pqnyNWS/s640/Franda%2523.jpg" width="424" /></a></td></tr>
<tr style="color: #6fa8dc; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Efranda Stefanus (Franda)</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Salah satu fakta menarik dari film ini adalah sebagai tokoh utama, <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> justru tidak pernah menggunakan dialog berbahasa Indonesia. Sebagian besar dialog <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> justru dilakukan dengan bahasa Mandarin dan sebagian kecil menggunakan bahasa Inggris yang terbata-bata. Hal tersebut ternyata (setidaknya bagi saya sendiri) justru mampu menambah daya tarik <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> yang berperan sebagai Xia Aimei / Xi Xi, seorang gadis desa dari Cina.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saat menyaksikan poster film Xia Aimei yang memuat sebuah logo <a href="http://id.yahoo.com/">Yahoo! Indonesia</a> dalam ukuran yang cukup besar di bagian pojok kanan atas, saya menduga-duga akan ada sisipan-sisipan iklan <a href="http://id.yahoo.com/">Yahoo! Indonesia</a> dalam film ini. Entah itu penggunaan Yahoo! Messenger sebagai penyedia layanan <i>instant messaging</i>, penggunaan e-mail Yahoo!, atau bahkan pengaksesan <a href="http://id.omg.yahoo.com/">Yahoo! OMG!</a>. Namun ternyata dugaan saya meleset jauh. Justru dalam film ini ditampilkan <a href="https://mail.google.com/">Gmail</a> sebagai penyedia layanan e-mail gratis yang digunakan AJ Park dalam urusan pekerjaannya serta fitur penerjemah Google / <a href="http://translate.google.com/">Google Translate</a> yang diakses oleh AJ Park saat mengorek informasi tentang diri Xia Aimei / Xi Xi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sedikit kekecewaan pribadi saya terhadap film ini ada di bagian akhir cerita. Ekspektasi saya dari awal hingga akhir film adalah kisah Xia Aimei / Xi Xi dan AJ Park akan berakhir dengan happy ending ternyata tidak terpenuhi. Xia Aimei / Xi Xi justru meninggal dengan mengenaskan yaitu dengan cara tenggelam dalam air. Selain itu film ini masih menyisakan logika yang putus yaitu dalam scene AJ Park (Samuel Rizal) sebagai fotografer <i>underwater </i>bertemu dengan Intel Imigrasi (Norman Kamaru) di bagian luar Le Mansion kemudian berkenalan dan bertukar kartu nama. Sedikit janggal bagi saya melihat seorang intel yang seharusnya bekerja secara diam-diam justru bertukar kartu nama dan menunjukkan identitasnya pada orang yang benar-benar baru saja dikenalnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>Overall</i> saya tetap menilai bahwa film ini sangat layak untuk ditonton sebagai hiburan alternatif diantara film-film Indonesia lain yang baru beredar dalam periode ini. Saya pribadi juga merekomendasikan film ini bagi teman-teman penikmat kecantikan khas oriental maupun teman-teman yang merupakan fans <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a>. <a href="http://twitter.com/frandaaa">Franda</a> bermain dengan baik dalam film ini dan saya menilai ekspresi terbaiknya ada dalam scene saat dia sedang berada di kepulauan seribu bersama dengan Samuel Rizal. Dalam skala 1 sampai 10 saya memberi nilai 8 untuk film Xia Aimei ini.</span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-797470055992170162011-12-25T21:14:00.000+07:002011-12-25T21:14:53.673+07:00Tentang @afaf_feby dan Gunungkidul<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Senja tanggal 25 Desember 2011 ini linimasa saya di twitter dijejali oleh twit beberapa rekan yang mem”bully” akun twitter <a href="http://twitter.com/afaf_feby">@afaf_feby</a> atas nama Afaf Faradilla. Setelah ditelusuri, ternyata hal tersebut dipicu oleh beberapa twit dari <a href="http://twitter.com/afaf_feby">@afaf_feby</a> yang memprovokasi dan menyinggung perasaan pihak-pihak tertentu.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVSTKyyNfD2wnKUIQD37riywfj10qLrdvy70b6ZPetKW5oiohv4MF3bJZ7-kaGG7iW5KomKdrVNc6sRKNNs7UXsU8HdLizgU3TvASztJq_uBTXyXLw3pVqo6SYTzhvOU0GYigsjssB_8aL/s1600/tb_640x480.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVSTKyyNfD2wnKUIQD37riywfj10qLrdvy70b6ZPetKW5oiohv4MF3bJZ7-kaGG7iW5KomKdrVNc6sRKNNs7UXsU8HdLizgU3TvASztJq_uBTXyXLw3pVqo6SYTzhvOU0GYigsjssB_8aL/s400/tb_640x480.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Sebelum bercerita lebih jauh ada baiknya Kita sedikit menyingkirkan kabut samar yang menutupi identitas siapa sebenarnya <a href="http://twitter.com/afaf_feby">@afaf_feby</a> atau Afaf Faradilla ini. Dari bio di akun twitternya, dia hanya menulis “<i>Rumput tetangga gak lebih hijau dari yang dibayangkan</i>”. Bio tersebut saya rasa hampir tidak menggambarkan identitas maupun kepentingannya. Oleh karena itu saya mencoba melakukan sedikit observasi melalui mesin pencari dalam digital media. <br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Afaf Faradilla (Afaf) yang lahir pada tanggal 28 Februari 1979 merupakan alumni SMA Negeri 1 Lubuklinggau tahun 1997. Setelah lulus SMA, Afaf melanjutkan kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya jurusan Pendidikan Biologi. Berhasil menyelesaikan pendidikannya pada bulan Maret tahun 2003, hingga saat ini Afaf mengajar Biologi sebagai guru honorer di Pondok Pesantren Al-Azhar dan SMA Budi Utomo Lubuklinggau.</div><a name='more'></a><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Selain sedikit uraian diatas dan beberapa tautan yang mengarah ke blog pribadinya yang bisa dikunjungi melalui alamat <a href="http://faradilla-sholehah.blogspot.com/">faradilla-sholehah.blogspot.com</a>, tidak banyak data dan publikasi media yang bisa digali dari Afaf. Bahkan hingga tulisan ini selesai saya tulis, akun facebook-nya diatur melalui fitur privasi hingga sulit ditemukan melalui mesin pencari maupun melalui fitur pencarian di facebook.<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Perseteruan antara Afaf dengan penghuni twitterland dari Gunungkidul dimulai dari pernyataan bahwa Gunungkidul (salah satu kabupaten di provinsi D.I.Yogyakarta) merupakan daerah dengan tingkat Kristenisasi yang tersukses di Indonesia. Menurut Afaf, hal tersebut dipicu oleh kondisi Gunungkidul yang tandus, gersang, miskin, dan hanya menyisakan sedikit harapan untuk hidup sejahtera di wilayah ini. Dalam twit selanjutnya Afaf juga membandingkan Gunungkidul dengan Nusa Tenggara Timur dimana menurut Afaf dalam perspektif Missionaris masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut merupakan “<i>domba-domba yang terselamatkan</i>”.<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Saya sendiri paham dengan kegeraman, kemarahan, dan kejengkelan beberapa rekan di twitterland. Saya mengenal Gunungkidul sebagai sebuah daerah yang menarik dimana secara geografis Gunungkidul memiliki daerah-daerah yang memang kering seperti yang banyak diberitakan oleh media. Namun demikian saya pribadi memastikan bahwa ada wilayah-wilayah di Gunungkidul yang bahkan tidak pernah mengalamai masalah kekurangan air sama sekali. Dalam hal ini saya rasa tidak perlu diperdebatkan apakah Gunungkidul merupakan daerah tandus, gersang, dan miskin seperti yang diungkapkan oleh Afaf atau tidak. Saya yakin bahwa Afaf sendiri belum pernah menginjakkan kakinya di berbagai wilayah di Gunungkidul yang pemberitaannya belum tersampaikan oleh media-media yang dia akses.<br />
</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHlKku2HeKDvABsutCtx6TfWU7cfJPsx5FhSD6KfDYJnQbucouTPLw21oPv4Vm2FJ8s2c4pa5YRhi8HmRa1d3USjXBpPNfpGLBfgUrA-2TqYM3BB3diSoBRj0XWKhTYt05qZ_u-PZp9mvQ/s1600/Screenshot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHlKku2HeKDvABsutCtx6TfWU7cfJPsx5FhSD6KfDYJnQbucouTPLw21oPv4Vm2FJ8s2c4pa5YRhi8HmRa1d3USjXBpPNfpGLBfgUrA-2TqYM3BB3diSoBRj0XWKhTYt05qZ_u-PZp9mvQ/s1600/Screenshot.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #3d85c6; font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">beberapa twit @afaf_feby yang sempat diabadikan sebelum twit-twit ini dihapus</span></span></td></tr>
</tbody></table><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Bicara tentang Kristenisasi dan kesuksesan missionaris di Gunungkidul saya sendiri justru sedikit geli membaca uraian Afaf. Terlebih peryataan Afaf tentang Kristenisasi sama sekali tidak didukung oleh data yang bisa dipertanggungkan validitasnya. Saya mengenal Gunungkidul sebagai salah satu daerah yang paling minim konflik horizontal khususnya karena masalah agama. Masyarakat Gunungkidul secara umum hidup damai berdampingan satu sama lain. Tidak ada masalah yang berarti antara mereka yang memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan tradisional yang masih tersisa pada wilayah-wilayah tertentu. Bahkan dalam beberapa obrolan saya dengan beberapa rekan, tatanan sosial masyarakat di Gunungkidul bisa diangkat sebagai sebuah model pembangunan pluralisme di Indonesia sekaligus sebagai laboratorium sosial.<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Latar belakang pernyataan menyimpang dari Afaf saya rasa dilatarbelakangi oleh kebutaannya tentang kondisi nyata Gunungkidul. Terpaan media yang didapat oleh Afaf saya rasa hanya meliputi tentang pemberitaan-pemberitaan dengan tone negatif. Oleh karena itu wajar rasanya jika wacana yang terbentuk dalam benak Afaf tentang Gunungkidul adalah berbagai hal yang menyedihkan. Dangkalnya pemahaman Afaf tentang Gunungkidul bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak tak bertanggungjawab, khususnya yang ingin mengaitkan isu kemiskinan dan isu Kristenisasi. Lebih jauh lagi, perilaku Afaf bisa dibedah menggunakan teori pembelajaran sosial (<i>Social Learning Theory</i>) dari Albert Bandura dengan mengaitkan perilaku Afaf dan lingkungan sekitarnya.<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Sore ini saya memilih menahan diri untuk tidak mem”bully” Afaf di twitterland. Ada yang tidak beres dengan pemikirannya dan mungkin juga ada rasa ketidakamanan (insecure) dengan keyakinannya. Tidak seharusnya dia merusak semangat perdamaian dan cinta kasih rekan-rekan Kita yang hari ini merayakan hari Natal.<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b><i style="color: red;">Never get into fight with moron people, they have nothing to lose</i><span style="color: red;">.</span></b></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-62565672496306057322011-12-20T00:33:00.000+07:002011-12-20T00:33:38.196+07:00Aceh, Punk, Polri, dan HAM<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Terhitung hampir satu pekan ini media di Indonesia baik itu media cetak, elektronik, maupun digital dijejali berita tentang pro kontra penangkapan 65 punkers di Aceh, bahkan peristiwa ini juga berimbas pada munculnya aksi solideritas di beberapa kota di Indonesia dan beberapa lagi negara lain. Peristiwa ini dimulai dari penangkapan 65 punkers di Taman Budaya Banda Aceh pada tanggal 10 Desember 2011 yang kemudian diikuti dengan keputusan pemerintah kota Banda Aceh memberikan pembinaan di SPN Seulawah sebelum mereka dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Dalam proses itu beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus pada masalah HAM menuding bahwa terdapat pelanggaran HAM dalam kasus ini, mulai dari penangkapan punkers itu hingga dipotongnya rambut mereka saat akan memulai masa pembinaan. Selain itu yang menjadikan peristiwa ini begitu populer adalah tudingan adanya kriminalisasi punk oleh berbagai pihak.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk5mOn1lpim-CNW7qIeG-vhQLnhK_tunAXOUPWdAfQRv1swoVzo4z7wKCXfPSZBzFTfn9dn-MWcFa8U5pFMVa33XOUovDlAXouS5O4lk1-lCO51EY1ltAAL8HAYBaYslWxrPTInyvz5mpo/s1600/Punk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk5mOn1lpim-CNW7qIeG-vhQLnhK_tunAXOUPWdAfQRv1swoVzo4z7wKCXfPSZBzFTfn9dn-MWcFa8U5pFMVa33XOUovDlAXouS5O4lk1-lCO51EY1ltAAL8HAYBaYslWxrPTInyvz5mpo/s400/Punk.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">photo by </span><a href="http://endofthelinefilm.deviantart.com/art/Punk-87618429?q=boost%3Apopular%20Punk&qo=13" style="color: cyan; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">endofthelinefilm</a></td></tr>
</tbody></table><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Saya bukan simpatisan apalagi penganut budaya dan ideologi punk. Namun demikian secara pribadi saya tidak sepakat dengan kriminalisasi punk oleh berbagai pihak. Secara umum selama punkers-punkers itu tidak mengganggu dan berbuat onar idealnya masyarakat bisa menerima dan hidup berdampingan dengan mereka. Toh kita tidak boleh menutup mata bahwa dari sekian banyak punkers pasti ada punkers yang baik hati dan lebih humanis dibandingkan mereka yang mengklaim sebagai ahli surga.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><a name='more'></a>Dalam konteks masalah Punk di Aceh beberapa waktu yang lalu ini dan ditengah hiruk pikuk pemberitaan media, ada baiknya kita mencermati lagi beberapa hal yang mungkin terlewatkan dan luput dari konsentrasi kita.<br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<b>Aceh dan Punk</b><br />
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu daerah yang istimewa di antara daerah-daerah lain di seluruh penjuru nusantara. Terletak di ujung barat Indonesia, tanah rencong terbentang sebagai satu-satunya provinsi yang menerapkan Syariah Islam secara menyeluruh sebagai landasan hukum. Hal tersebut perlu digaris bawahi mengingat salah satu latar belakang peristiwa penangkapan punkers di Aceh ini adalah karena tidak sesuainya prinsip, budaya, dan ideologi punk dengan prinsip, budaya, dan ideologi Islam.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Menurut saya peristiwa penangkapan 65 punkers di Banda Aceh beberapa waktu lalu merupakan titik klimaks dari “keresahan” masyarakat. Puncaknya pada tanggal 10 Desember 2011 dimana anak-anak punk menggelar sebuah konser dan juga dihadiri oleh punkers-punkers luar daerah di tengah kota Banda Aceh yang merupakan ibukota provinsi jelas sangat “menyolok mata” masyarakat Banda Aceh secara umum. Oleh karena itulah pihak pemerintah kota,didukung oleh polisi pamong praja, polisi , dan wilayatul hisbah mulai bereaksi.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<b>Polri dan HAM</b><br />
Di penghujung tahun 2011 ini tren pemberitaan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam berbagai media di Indonesia kembali menanjak, khususnya setelah diangkatnya wacana tentang adanya pelanggaran HAM berat terkait pembantaian di Mesuji (yang ternyata akhirnya terkuak bahwa salah satu rekaman yang menjadi barang bukti ternyata adalah rekaman pembantaian di Thailand). Dalam banyak kesempatan Polri memang banyak dikaitkan dengan tuduhan pelanggaran HAM tak terkecuali dalam peristiwa penangkapan dan pembinaan 65 punkers di Aceh ini.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Menurut perspektif saya dalam peristiwa ini Polri tidak pantas untuk dipersalahkan. Hal tersebut mengacu pada kenyataan bahwa operasi pembubaran konser dan penangkapan pada tanggal 10 Desember 2011 malam dilakukan secara terorganisir oleh beberapa elemen mulai dari Polisi, PolPP, Wilayatul Hisbah, hingga Majelis Permusyawaratan Ulama. Selain itu tudingan bahwa terjadi pelanggaran HAM dalam peristiwa ini juga saya rasa tidak tepat dan terlalu berlebihan. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Tidak tepatnya tudingan bahwa terjadi pelanggaran HAM dalam peristiwa pembubaran konser, penangkapan, dan pembinaan punkers ini minimal berdasarkan oleh tiga alasan. Pertama, adanya manipulasi (yang mengarah pada tindak penipuan) surat izin kegiatan dan keramaian di Taman Budaya Banda Aceh. Kedua, adanya keluhan dari warga dan permintaan untuk menertibkan puluhan anak punk yang berkeliaran di kota Banda Aceh. Sehingga pembinaan punkers tersebut dirasa perlu oleh pemerintah kota dengan dukungan berbagai elemen. Ketiga, punkers tersebut tertangkap tangan membawa narkoba jenis ganja dan senjata tajam dimana hal tersebut jelas bertentangan dengan hukum yang berlaku.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Referensi:</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="http://www.4shared.com/office/feuyEqr4/KOMPAS.html">Kompas</a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="http://www.4shared.com/office/ilS_Hglz/Vivanews.html">Vivanews</a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="http://www.4shared.com/office/eMCqNsVA/Tribun_News.html">Tribun News</a></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-13955512243086814352011-06-22T22:30:00.001+07:002011-06-22T22:31:14.794+07:00Some people are only looking for a fight [repost]<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Some people will never believe good news the government give. Even if its true.<br />
Because it will give them less reason to rebel.<br />
Some people only want to fight. And because they want to continue fighting, they will keep up and make up reasons.<br />
Some people weren’t looking for a way out.<br />
Some people weren’t looking for the truth<br />
Some people weren’t looking justice for their country.<br />
Some people are only looking for a fight.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: right;">original posted by <a href="http://twitter.com/#%21/pandji" style="color: #6fa8dc;">Pandji Pragiwaksono</a> at <a href="http://bit.ly/forafight"><span style="color: #6fa8dc;">http://bit.ly/forafight</span></a></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-86285965542784374632011-06-18T16:00:00.016+07:002011-06-19T16:08:09.102+07:00Ujian Nasional: Target dan Mental Pelajar<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Isu tentang Ujian Nasional adalah salah satu isu yang selalu hangat, khususnya pada kuartal kedua setiap tahunnya. Tahun 2011 ini isu tersebut hangat seperti yang terpantau lewat berbagai tayangan di media televisi, surat kabar, portal berita, hingga linimasa <a href="http://twitter.com/#%21/christaadhi" style="color: #6fa8dc;">twitter saya</a>. Semakin hangat lagi tahun ini isu UN dibumbui dengan berita bocoran kunci jawaban hingga pencontekan massal. Ujung-ujungnya ada segelintir orang yang mungkin putus asa dan memilih untuk menyalahkan pemerintah dan sistem pendidikan di Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saya sendiri memilih untuk tidak menyalahkan pemerintah atau sistem pendidikan yang berlaku saat ini. Enam tahun menuntut ilmu di Sekolah Dasar, tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama, dan tiga tahun di Sekolah Menengah Atas semuanya saya akhiri dengan mengikuti ujian / evaluasi secara nasional, apapun istilahnya (Ebtanas, UNAS, atau sejenisnya). Hasilnya? Terima kasih Tuhan, meskipun tidak berhasil dengan sempurna saya sama sekali tidak bermasalah dengan ujian-ujian seperti itu. Begitu juga dengan banyak teman-teman saya. Intinya, Ujian Nasional bukanlah masalah. Pertanyaan saya adalah mengapa beberapa tahun terakhir ini Ujian Nasional menjadi masalah yang “rutin” menyeruak diantara masalah-masalah lain di negeri ini?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Picik rasanya jika ada orang yang gagal di Ujian Nasional kemudian menyalahkan guru, sekolah, dan akhirnya menyalahkan pemerintah serta sistem pendidikan di negeri ini. Sama halnya dengan pendidikan, berhasil atau tidaknya seorang pelajar dalam Ujian Nasional itu bergantung pada berbagai faktor. Mulai dari teman pergaulan, keluarga, fasilitas yang dimiliki, guru, sekolah, dan banyak faktor lainnya berpengaruh pada tingkat keberhasilan seorang siswa juga target yang ditetapkan oleh siswa itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> “<i>Sanjungan adalah teror</i>” – (Agung Purnomo, 17 tahun)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saya menyayangkan adanya penghargaan, perayaan, dan sanjungan yang berlebihan pada mereka yang lulus Ujian Nasional. Adanya </span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">penghargaan, perayaan, dan sanjungan</span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> yang berlebihan pada mereka yang lulus Ujian Nasional seolah-olah membuat lulus Ujian Nasional adalah suatu prestasi yang luar biasa, bukan sebuah standar minimal yang wajib dicapai oleh seluruh pelajar Indonesia. Hal tersebut akhirnya memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi pelajar dalam menentukan target belajarnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIaEPVBemN2nAbkb_95RO6PEhGPbg6q3X6fu-bfi5hnE7uo5mq42WkZM-aKEGpuC_ZZuLYb16QDbqQ7wE8qe-O01xb__VYMf4fO5M7jvUHtHNPFqIB1QNA4dFu8v2xUw1g61T262K43yVH/s1600/lulus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIaEPVBemN2nAbkb_95RO6PEhGPbg6q3X6fu-bfi5hnE7uo5mq42WkZM-aKEGpuC_ZZuLYb16QDbqQ7wE8qe-O01xb__VYMf4fO5M7jvUHtHNPFqIB1QNA4dFu8v2xUw1g61T262K43yVH/s400/lulus.jpg" width="362" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Jika target seorang pelajar adalah lulus Ujian Nasional, saya yakin bahwa itu adalah target yang sangat rendah. Belajar dan sekolah itu untuk mencari ilmu yang (semoga) bisa berguna dan diingat hingga akhir hayat. Dulu saya SMA masuk dalam jurusan IPA / IIA, namun ketika kuliah saya justru menggeluti bidang sosial. Apakah ada penyesalan dalam diri saya? Jika Tuhan mengizinkan, tidak ada rasa penyesalan sama sekali. Ilmu geometri atau matematika misalnya, meskipun sama sekali tidak saya sentuh lagi dalam dunia akademis di universitas tapi sangat saya rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan anda sekalian? Adakah penyesalah telah belajar suatu ilmu?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Mental-mental pelajar yang menjadikan lulus Ujian Nasional sebagai target utama proses belajar di sekolah adalah salah satu masalah yang harus diselesaikan. Target serendah itu tidak akan membangun dan meningkatkan mutu pendidikan. Bukankah sejak kecil kita selalu mendapat ajaran bahwa kita harus menggantungkan cita-cita setinggi mungkin? Mengapa saat sudah beranjak dewasa, ketika masuk dalam suatu tahap akhir di sebuah tingkat pendidikan kita justru memasang target yang paling minimal, yaitu lulus Ujian Nasional?</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Penting untuk dibenahi adalah mental dan target yang ditetapkan oleh setiap pelajar khususnya terhadap Ujian Nasional. Sudah saatnya menanamkan pemahaman bahwa “lulus Ujian Nasional itu biasa” dalam setiap kepala pelajar Indonesia. Jika semua itu telah terlaksana dan jika Tuhan mengizinkan, Ujian Nasional tidak akan menjadi masalah yang berarti setiap tahunnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /></div><div style="text-align: right;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">"<i>Aim for the moon. If you miss, you may hit a star</i>".</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">W. Clement Stone - </span></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;" /></div><div style="color: orange; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: xx-small;">*) <span style="color: red;">Gambar yang ada dalam tulisan saya kali ini saya dapatkan secara acak di mesin pencari google. Hak cipta bukan berada di saya namun ada di masing-masing alamat dimana saya mengambi</span><span style="color: red; font-size: x-small;">l <span style="font-size: xx-small;">gambar tersebut.</span></span></span></span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-28448777042098415712011-04-15T20:35:00.003+07:002011-04-16T09:06:41.566+07:00Tentang Film "?"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBckIwaHVJgrITmQrFsbZpSpOzsPP0Y3Pmdg9OA9UKgNbP34VWAf-a93M7gcr4AQRMXQt2FNRE_euSsR1ksQ7Ve7OI2gaPMj0W3K54IGEVe52uYmRVc6JVjBJEvMRHxvIA15oqGCvIlpT/s1600/poster+film+tanda+tanya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBckIwaHVJgrITmQrFsbZpSpOzsPP0Y3Pmdg9OA9UKgNbP34VWAf-a93M7gcr4AQRMXQt2FNRE_euSsR1ksQ7Ve7OI2gaPMj0W3K54IGEVe52uYmRVc6JVjBJEvMRHxvIA15oqGCvIlpT/s400/poster+film+tanda+tanya.jpg" width="280" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Film “?” karya sutradara <a href="http://twitter.com/hanungbramantyo">Hanung Bramantyo</a> memang sudah ditayangkan di berbagai bioskop di seluruh Indonesia sejak 7 April 2011 namun ternyata hingga saat ini pertentangan tentang film itu (yang bahkan telah muncul sebelum film ini dirilis) masih terus bermunculan. Pada awalnya saya sendiri cukup enggan menulis atau berpendapat tentang kontroversi film ini. Namun setelah di beranda akun facebook saya, linimasa akun twitter saya, hingga akun saya di berbagai forum diskusi online yang saya ikuti ternyata masih banyak orang yang “menyerang” film itu, akhirnya saya tidak tahan untuk tidak ikut berkomentar.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Berikut ini adalah beberapa pendapat saya tentang film “?” karya sutradara <a href="http://twitter.com/hanungbramantyo">Hanung Bramantyo</a> dimana saya mencoba membaca film “?” ini sesuai dengan kapasitas pembacaan saya.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a></div><ol style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><li>Dua acungan jempol untuk Om <a href="http://twitter.com/hanungbramantyo">Hanung Bramantyo</a> yang sudah berani membuat film tentang potret konflik horizontal yang banyak terjadi di Indonesia. Khususnya yang berkaitan dengan isu keberagaman. Film ini menuntut orang berpikir, tidak seperti film-film horor sensual yang banyak beredar di pasaran.</li>
<li>Saya tidak sepakat dengan pandangan orang yang menyatakan bahwa <i>opening</i> film ini dimana ada adegan penusukan pastor dan bagian akhir film dimana ada peristiwa pengeboman gereja itu mendiskreditkan umat Islam dan menuduh Islam erat kaitannya dengan terorisme dan kekerasan. Pada <i>opening</i> film yaitu adegan penusukan pastor, pelaku penusukan mengenakan jaket warna cokelat dan memegang pisau di salah satu tangannya serta dijemput oleh pengendara motor. Sedangkan dalam peristiwa pengeboman gereja, hanya ada adegan dimana tokoh Soleh menemukan paket misterius berwarna cokelat muda tanpa ada tayangan siapa yang meletakkan paket itu dan simbol-simbol yang merujuk pada umat Islam bahkan hingga adegan paket tersebut akhirnya meledak. Dari kedua bagian film tersebut, bagian mana yang mendiskreditkan umat Islam dan menuduh?</li>
<li>Film ini justru memberikan potret nyata fenomena yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia dimana kesamaan agama adalah salah satu pertimbangan paling penting dalam memilih pasangan hidup. Hal tersebut divisualisasikan dalam cerita tokoh Menuk yang memilih untuk menikah dengan Soleh yang pengangguran namun memiliki kesamaan agama dibandingkan menikah dengan Ping Hen / Hendra yang berasal dari keluarga yang cukup mapan namun beda agama.</li>
<li>Film ini juga memberikan pesan pendidikan tentang profesionalitas kerja. Hal tersebut nampak pada cerita bagaimana Menuk sebagai seorang muslimah yang bekerja di sebuah restoran Chinese Food yang menyediakan menu dari daging babi. Dalam berbagai <i>scene</i> nampak bagaimana Menuk bekerja sepenuh hati, penuh tanggung jawab tanpa mengkhianati keyakinan yang dianutnya hal tersebut divisualisasikan dengan adegan Menuk yang tetap sholat dan memisah masakan hingga peralatan yang digunakan antara menu dari daging babi dengan menu lain yang halal.</li>
<li>Selain cerita tentang Menuk, cerita lain yang juga berbicara tentang profesionalitas kerja adalah cerita tentang Surya yang menerima tawaran peran sebagai Jesus dalam drama Paskah dengan bayaran yang tinggi. Bukankah sebagai aktor profesional seseorang harus mampu berperan sesuai dengan kebutuhan skenario? Selain itu setahu saya, drama Paskah bukanlah ibadah namun sebuah pertunjukan drama biasa untuk mengingatkan umat Kristiani tentang penderitaan Jesus. Sedangkan misa Jum’at Agung sendiri dilaksanakan setelah pertunjukan drama selesai. Oleh karena itu, dalam pembacaan saya Surya tidak melakukan ibadah yang tidak sesuai dengan keyakinannya.</li>
<li>Saya menyayangkan pendapat bahwa adegan penyerangan restoran Chinese Food yang dikelola Ping Hen / Hendra mendiskreditkan Banser NU. Menurut pendapat saya, pada saat penyerangan tidak ada attribut yang merujuk pada Banser NU. Memang dalam penyerangan tersebut ada Soleh yang memimpin, namun tidak berarti dia mewakili institusinya (Banser NU). Selain itu, menurut saya mereka yang menganggap adegan penyerangan tersebut mediskreditkan Banser NU hanya membaca film ini secara parsial. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa penyerangan itu dilakukan atas dasar dendam Soleh terhadap Ping Hen / Hendra yang sebelumnya sempat berkelahi dan didasari rasa cemburu karena Menuk lebih memilih bekerja dibandingkan dengan jalan-jalan bersama keluarga yang sebelumnya juga divisualisasikan dalam adegan film.</li>
<li>Menurut saya, justru Om <a href="http://twitter.com/hanungbramantyo">Hanung Bramantyo</a> ingin mendorong citra Banser NU lewat film ini. Hal tersebut dilihat dari bagaimana Banser NU dengan sukarela mau ikut menjaga keamanan gereja. Yang perlu dicatat Banser NU tidak ikut beribadah disini, namun justru menunjukkan bagaimana cara mereka membangun citra agama Islam secara konstruktif. Mereka ingin membuktikan bahwa Islam bukan agama teroris. Toh terorisme tidak merujuk pada salah satu agama pun di negeri ini. Untuk itulah terorisme patut diperangi bersama.</li>
<li>Sebagai film yang lahir di Indonesia dimana mayoritas penduduknya beragama Islam, film ini juga menunjukkan betapa agungnya agama Islam. Hal tersebut nampak di akhir adegan dimana Ustadz Wahyu berkata kepada Ping Hen / Hendra di dalam masjid bahwa “<i>Islam adalah agama yang mengajak manusia untuk terus menerus memperbaiki dirinya. Berusaha Ikhlas dan sabar. Menjadikan dirinya berarti bagi orang banyak</i>”.</li>
</ol><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia8OqlOBt2cFFoFdCt17MDkJN4xE_3nmZaQeBch3Xq2eieXdV4QIQYqUZ5CqM0zzjnJ4vLydgLtoLtrsu-CfXRHYJ7ZkWY-r2AMc3IDuxVxXIxQHLcQVPUnrhXFgWmg18sTuI_DWeqPYhL/s1600/tanda+tanya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="377" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia8OqlOBt2cFFoFdCt17MDkJN4xE_3nmZaQeBch3Xq2eieXdV4QIQYqUZ5CqM0zzjnJ4vLydgLtoLtrsu-CfXRHYJ7ZkWY-r2AMc3IDuxVxXIxQHLcQVPUnrhXFgWmg18sTuI_DWeqPYhL/s400/tanda+tanya.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Itulah sedikit pendapat saya tentang film “?” karya <a href="http://twitter.com/hanungbramantyo">Hanung Bramantyo</a>. Tidak menutup kemungkinan anda tidak sependapat dengan saya atau bahkan justru berlawanan. Toh semua orang bebas untuk membaca dan menafsirkan suatu teks tidak terkecuali yang berbentuk film seperti ini. Perbedaan itu sah adanya, namun ada baiknya jika kita membaca teks sesuai dengan konteks yang ada, juga membaca film ini secara utuh karena jika anda membaca film ini sebagian atau terpotong-potong mungkin akan berbahaya bagi kesehatan pikiran dan logika anda sekalian. Terima kasih.<br />
<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Best Regards,<br />
<a href="http://twitter.com/christaadhi">Christa Adhi Dharma</a></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-7003974833560992542011-03-28T20:20:00.010+07:002011-03-28T20:20:00.350+07:00Perempuan, Sepatu, dan Laki - Laki Pilihan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNE27GLT4Zmx_RkqVWTgi8awj0-S3cshRB3pUZa2NvRdQvwmgTr3s1Xm8EU53PMYWzNIHMrDYjxkDEE7QinGlE_VGk3EUB8sAaeA2Ddex8N8kqvhq8cYC6MSLeBZjfJiUi1YTsQugN8JPC/s1600/stiletto.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNE27GLT4Zmx_RkqVWTgi8awj0-S3cshRB3pUZa2NvRdQvwmgTr3s1Xm8EU53PMYWzNIHMrDYjxkDEE7QinGlE_VGk3EUB8sAaeA2Ddex8N8kqvhq8cYC6MSLeBZjfJiUi1YTsQugN8JPC/s400/stiletto.jpg" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Akhir pekan lalu, pacar saya dan mama-nya menghabiskan waktu dengan cara jalan-jalan di beberapa pusat perbelanjaan. Dua hari berturut-turut, acara jalan-jalan itu selalu diisi dengan aktivitas “berburu” sepatu. Sama halnya dengan mama dan tante saya sendiri, beberapa waktu yang lalu mereka menghabiskan waktu lebih dari 3 jam hanya untuk melakukan aktivitas yang sama, “memburu” barang yang sama yaitu sepatu.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mungkin acara seperti itu adalah wujud konkret “<i>quality time</i>” yang sangat menyenangkan bagi sebagian besar perempuan. Jadi jangan heran jika mereka punya stamina yang luar biasa saat berada di sebuah <i>department store</i> atau <i>shoes counter</i>. Jika dianalogikan, mungkin seperti singa yang berada di sebuah padang rumput yang penuh dengan kawanan rusa. Jadi jelas, jangan pernah meremehkan stamina kaum hawa dalam hal yang satu ini. Hehehe...</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Omong-omong tentang perempuan dan sepatu, saya jadi ingat sebuah guyonan lawas tentang perempuan, sepatu, dan laki-laki pilihan. Guyonan lawas ini bercerita tentang bagaimana sebenarnya perempuan itu memilih sepatu seperti dia memilih laki-laki untuk membangun suatu hubungan. Analoginya memilih model sepatu tentu berdasarkan suatu tujuan tertentu begitu juga dengan memilih laki-laki. Dalam hal ini kita abaikan perempuan-perempuan yang memilih sepatu dan memilih laki-laki secara random (kalaupun ada). </span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk tujuan “pameran”, kebanggaan, dan mendongkrak gengsi perempuan, sepasang stiletto seksi dari <a href="http://www.manoloblahnik.com/" style="color: #6fa8dc;"><i>Manolo Blahnik</i></a> atau <a href="http://www.christianlouboutin.com/" style="color: #6fa8dc;"><i>Christian Louboutin</i></a> (misalnya) jelas akan menunjukkan status anda sebagai seorang perempuan yang seksi, anggun, dan berkelas.Tidak hanya di ruangan pesta atau lantai dansa, bahkan sampai di atas ranjang sekalipun. Namun silakan dibayangkan bagaimana siksaan yang anda rasakan ketika anda terus mengenakan sepatu ini dari waktu ke waktu, bayangkan bagaimana seluruh otot kaki anda bekerja luar biasa keras, dan bayangkan bahwa sedikit saja anda salah melangkah anda bisa oleng atau bahkan terjerembab.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sama dengan memilih seorang laki-laki dengan otak yang brilian, badan atletis, muka rupawan, dan mapan baik secara sosial, psikologi, maupun ekonomi. Kaum adam kualitas atas inilah yang dianalogikan seperti stiletto, “mahal” dan hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas a.k.a <i>limited edition</i>. Dalam hal ini “mahal” tidak sama dengan anda harus mengeluarkan uang untuk membayar kemudian anda bisa mendapatkannya, namun lebih kepada <i>effort</i> yang harus anda keluarkan untuk memenangkan persaingan dengan sesama kaum hawa yang juga menginginkan laki-laki yang sama. Tidak hanya itu, ketika anda sudah mendapatkannya masih ada “siksaan” yang akan terus menghantui anda. Misalnya di satu sisi anda berpuas hati dan bangga melihat muka iri perempuan-perempuan lain memandang anda bergandengan dengan laki-laki ini namun di sisi lain anda juga menghadapi ancaman ketika banyak perempuan-perempuan itu menginginkan laki-laki yang sudah menjadi milik anda ini. Belum lagi anda harus selalu berusaha untuk terus menjadi sempurna misalnyaa secara visual, dengan diet ketat contohnya. Tentu anda tidak ingin mendengar omongan orang tentang bagaimana bisa seorang laki-laki yang nyaris sempurna itu mau menjalin hubungan dengan perempuan gembrot dan pemalas seperti anda. Intinya anda harus terus waspada, sedikit kelengahan bisa membuat laki-laki anda terpikat dengan perempuan lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki ini diajak membina hubungan yang serius, asalkan anda harus memiliki <i>effort</i> yang lebih untuk mengimbangi dan mempertahankannya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk tujuan senang-senang, hiburan, dengan sedikit “pameran” mungkin sepasang flat shoes cantik tepat untuk dijadikan partner ketika anda mau jalan-jalan di mall, nonton film, atau sekadar berkumpul dengan teman-teman di sebuah café. Sepatu ini sifatnya kasual, nyaman dipakai, lucu, relatif lebih murah (jika dibandingkan dengan stiletto), gampang didapat namun juga lebih gampang rusak. Sehingga jangan heran jika usia pemakaiannya relatif singkat.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Yang bisa dianalogikan sebagai flat shoes ini adalah cowok-cowok yang banyak tersedia di sekitar anda. Kenapa cowok dan bukan laki-laki? Cowok adalah ABG laki-laki yang terjebak dalam raga pria dewasa (setidaknya dalam perspektif saya pribadi). Mereka bisa berwujud sebagai laki-laki yang lucu, imut, atau bahkan sedikit nakal dan liar (<i>bad boys</i>). Menarik bukan? Sayangnya dari berbagai aspek sebagian besar dari mereka masih belum matang, cengeng, manja, dan phobia terhadap komitmen. Ingin tahu seperti apa mereka, silakan masuk di akun jejaring sosial anda dan lihat ada banyak sekali cowok-cowok macam ini yang masing sering meratapi dan mencurahkan kisah cinta mereka di jejaring sosial itu. Bagi perempuan-perempuan yang masih suka “bermain” mungkin mereka adalah pilihan yang tepat, tapi tidak tepat bagi mereka yang ingin memiliki hubungan serius dengan rentang waktu yang panjang.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Selanjutnya bagaimana dengan yang memilih sepatu kerja / kantoran (pantofel)? Kesan pertama yang timbul pasti konservatif, serius, sederhana, namun nyaman, resmi, dan tidak menyalahi aturan. Sepatu ini tidak se-seksi stiletto dan se-nyaman flat shoes namun lebih nyaman daripada stiletto dan lebih resmi daripada flat shoes. Harganya juga relatif murah dan tersedia dalam jumlah yang besar. Anda masih bisa tampil menawan jika anda bisa “meramu” sepatu ini dengan pakaian yang tepat.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Memilih sepatu ini mirip dengan memilih laki-laki untuk diajak menjalin hubungan yang serius tanpa harus terlalu banyak mengeluarkan effort yang lebih. Meskipun anda terikat beragam aturan dan ada kebebasan yang “disunat” namun anda akan relatif merasa lebih aman karena laki-laki ini tidak phobia terhadap komitmen dan tersedia dalam jumlah yang besar sehingga anda tidak perlu takut akan persaingan yang sangat keras melawan sesama kaum hawa.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sebenarnya masih ada banyak jenis sepatu yang beredar di pasaran yang mungkin bisa dipilih oleh para perempuan mulai dari sneakers yang sangat casual, boots yang terkesan berat, hingga wedges yang menurut saya agak <i>wagu</i>. Begitu juga dengan laki-laki yang ada di luar sana yang juga sangat beragam. Silakan kembangkan guyonan lawas ini dan ceritakan lagi kepada saya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saya jelas bukan seorang laki-laki feminis yang menceritakan kembali guyonan lawas tentang perempuan, sepatu, dan laki-laki pilihan ini dengan maksud menganalogikan laki-laki yang diinjak-injak oleh perempuan. Toh meskipun diinjak, sepatu juga sifatnya melindungi dan erat kaitannya dengan harga diri dan gengsi seorang perempuan. Saya menuliskan kembali guyonan lawas ini karena saya “diingatkan” oleh perempuan-perempuan yang ada di sekitar saya.<br />
</span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-9756514355794543912011-03-19T23:20:00.000+07:002011-03-19T23:20:18.989+07:00Teroris dan Terorisme<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Terorisme. Teroris.<br />
Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar istilah itu disebut?</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Hari ini saya sedikit geli namun juga sedikit jengah ketika berkunjung ke sebuah forum diskusi yang konon katanya merupakan “<i>The Largest Indonesian Community</i>”. Ceritanya, saat saya masuk ke beberapa <i>thread</i> di ruang <i>The Longue</i>, saya menemukan ada beberapa <i>thread</i> yang bercerita tentang terorisme di Indonesia. Hal tersebut adalah sesuatu yang wajar mengingat akhir-akhir ini hampir semua media kita dijejali dengan beragam berita tentang adanya bom kategori <i>low explosive</i> dari teroris yang dikirim ke beberapa tokoh dimana bom tersebut dikemas dalam bentuk paket buku.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3f_krtRklcPNMKrsikb3TV9Qp6KWZl-VeDwl7DqjEmndwdAQ5d97ham-KhnJFBKEZwZOZa5FTygn8LvAgSGQdDP2jm3g1UaY1lf65KD5YBWTEi-oaNDKsOAkQYNIP6GfUFnWr1_CZuBP4/s1600/terrorist%2523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3f_krtRklcPNMKrsikb3TV9Qp6KWZl-VeDwl7DqjEmndwdAQ5d97ham-KhnJFBKEZwZOZa5FTygn8LvAgSGQdDP2jm3g1UaY1lf65KD5YBWTEi-oaNDKsOAkQYNIP6GfUFnWr1_CZuBP4/s400/terrorist%2523.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">illustration by </span><a href="http://www.toonpool.com/cartoons/Reflection_64729" style="color: cyan; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ridha Ridha</a></span></td></tr>
</tbody></table><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Anehnya (menurut saya), ada pendapat yang menyangkal atau bahkan marah-marah karena tidak terima dengan pemberitaan media bahwa paket-paket bom tersebut di kirim oleh teroris dan termasuk dalam kategori terorisme. Mereka justru mengklaim bahwa semua ini merupakan sebuah konspirasi yang dilakukan untuk menyudutkan satu pihak atau konspirasi yang dilakukan untuk mengalihkan isu nasional. Dari hal tersebut muncul pertanyaan, apakah istilah “teroris” dan “terorisme” sudah dimonopoli oleh suatu pihak tertentu? Atau jangan-jangan mereka yang menyangkal merupakan simpatisan atau bahkan anggota dari pihak yang konon entah dengan sengaja atau tidak telah “memonopoli” istilah teroris dan terorisme ini?</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Hingga saat ini, istilah teroris dianggap sebagai sesuatu yang subjektif. Bahkan jika bicara tentang sejarah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah membentuk <i>Ad Hoc Committee on Terrorism</i> pada tahun 1972 yang bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan definisi terorisme yang bisa diterima secara universal. Meskipun demikian setidaknya orang-orang perlu merujuk pada etimologi dalam memahami istilah tersebut.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Pada awalnya kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terorisme dipahami sebagai “penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror”. Sedangkan teroris sendiri, masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dipahami sebagai “orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik”.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Seandainya kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah teroris maupun terorisme tidaklah merujuk, mendiskreditkan, dan dimonopoli oleh suatu kaum, golongan, ras, suku, atau agama saja. Jika kita juga merujuk pada pendekatan epitimologis ketika menilai apakah pengiriman paket bom ini termasuk tindakan terorisme, jawabannya adalah ya. Hal tersebut setidaknya berdasarkan pada efek ketakutan yang muncul di masyarakat secara luas terhadap paket-paket “misterius” entah dengan tujuan apa (masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang). Kesimpulannya, teroris dan terorisme merupakan istilah yang sangat “terbuka” bagi siapa saja yang melakukan tindakan teror. Selain itu kita semua perlu sadar bahwa betapa pentingnya pendidikan bahasa di negeri ini.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Referensi:<br />
Definition of terrorism. Diakses melalui <a href="http://tinyurl.com/nv6df%20" style="color: red;">http://tinyurl.com/nv6df</a><br />
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bisa juga diakses melalui <a href="http://tinyurl.com/d3rrzm" style="color: red;">http://tinyurl.com/d3rrzm</a></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-53155033947906375762011-03-06T10:37:00.002+07:002011-03-07T23:43:27.115+07:00Dedemit Gunung Kidul<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Belum juga dirilis ke pasar, film produksi PT. K2K Production yang berjudul "Dedemit Gunung Kidul" dan disutradarai oleh Yoyok Dumpring ini ternyata sudah menuai kontroversi. Alasannya klasik, film ini dianggap melecehkan. Hal tersebut setidaknya saya dapatkan dari forum online masyarakat lokal yaitu wonosari[dot]com dimana dalam salah satu topik diskusi sudah muncul ajakan boikot film Dedemit Gunung Kidul.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Saya pribadi tidak merasa terganggu dengan hadirnya film "Dedemit Gunung Kidul" yang rencananya akan dirilis pada tanggal 17 Maret 2011 ini. Saya menganggap bahwa film semacam ini merupakan sebuah komoditas industri hiburan dan perfilman tanah air semata, bukan sebagai sebuah media transmisi informasi nyata atau berita. Bagi sebagian orang di berbagai kota besar, mungkin Gunungkidul merupakan suatu daerah yang eksotis. Daerah batuan kapur yang konturnya tidak rata, kering, persebaran penduduknya tidak merata, dan masyarakatnya dinilai masih tradisional. Sehingga tidak heran jika film-film dengan tema seperti ini sebenarnya mudah dikembangkan dengan setting Gunungkidul.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEvfda68Zfu0yMKMCJx6klBOgvUwbtWNIXe0-MKJOtWSY_o-OiWpYa5NZ4FAQXtp-R0cBXl4p5tsiOmlnS9UK8hB5OtwmQrYmlDa3pMIyxlsS8uYdpdiDyQioIbkIqb6f9Hv-c3zNO1Q_F/s1600/Dedemit+Gunung+Kidul.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEvfda68Zfu0yMKMCJx6klBOgvUwbtWNIXe0-MKJOtWSY_o-OiWpYa5NZ4FAQXtp-R0cBXl4p5tsiOmlnS9UK8hB5OtwmQrYmlDa3pMIyxlsS8uYdpdiDyQioIbkIqb6f9Hv-c3zNO1Q_F/s1600/Dedemit+Gunung+Kidul.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">poster film Dedemit Gunung Kidul</td></tr>
</tbody></table><br />
<a name='more'></a>Bagi PT. K2K Production sendiri, saya kira ancaman boikot dari masyarakat Gunungkidul terhadap film "Dedemit Gunungkidul" (khususnya mereka yang bergabung di forum online wonosari[dot]com) bukan merupakan ancaman yang berarti. Kata “boikot”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dipahami sebagai sebuah bentuk penolakan kerjasama baik dalam bentuk perdagangan, pembicaraan, keikutsertaan, dan lain sebagainya. Sedangkan di wilayah Gunungkidul sendiri tidak ada jaringan 21cineplex yang tidak lain adalah pemilik jaringan bioskop terbesar di Indonesia. Oleh karena itu boikot macam apa yang akan mereka lakukan?</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Hingga saat ini saya sendiri justru penasaran dengan aksi apa yang akan ditunjukkan oleh mereka yang menolak film "dedemit Gunung Kidul" ini. Jangan-jangan mereka hanya akan menjadi seperti anak cengeng yang merengek kepada pemerintah untuk bertindak lebih jauh (baca: mengintervensi). Sedangkan di sisi lain, saya paham bahwa pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul masih memiliki banyak sekali “pekerjaan rumah” yang jauh lebih esensial mulai dari masalah pembangunan infrastruktur, pengembangan pariwisata, pertanian, transportasi, dan lain sebagainya.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Selain itu justru menjadi satu keuntungan tersendiri bagi PT. K2K Production ketika film ini banyak dibicarakan di berbagai forum dunia maya ataupun media sosial seperti twitter dan facebook. Disengaja atau tidak akan tercipta kesadaran / <i>awareness </i>bagi pengguna media interaktif tersebut melalui <i>word of mouth</i> yang akhirnya justru berpotensi menimbulkan rasa penasaran / <i>curiousity</i>.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkYIsgC9pjNSEB-Dja_48PemFl3iTcHj3dUJyT3k3Ci4oyrsvCB6CD-pqoDE2l4vUWvJyTPCD55AITg7ouVaelKSc1sbpzN7WygOu1RgAZWxDKNYNFFpB3BWHDI5vE8AmL-ZaGKV8ne67/s1600/Dedemit+Gunung+Kidul+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZkYIsgC9pjNSEB-Dja_48PemFl3iTcHj3dUJyT3k3Ci4oyrsvCB6CD-pqoDE2l4vUWvJyTPCD55AITg7ouVaelKSc1sbpzN7WygOu1RgAZWxDKNYNFFpB3BWHDI5vE8AmL-ZaGKV8ne67/s400/Dedemit+Gunung+Kidul+2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perbandingan poster film Drive Angry dan Dedemit Gunung Kidul</td></tr>
</tbody></table></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Dari beberapa obrolan dengan teman-teman di situs <i>microblogging</i> twitter, saya justru menyayangkan poster film Dedemit Gunung Kidul yang terkesan (atau memang) mencontek poster film “Drive Angry” yang dibintangi oleh Nicolas Cage yang sekarang sudah beredar di jaringan 21cineplex. Bahkan mungkin karena terlalu “rapi” menconteknya, roda kemudi<i> </i>atau lebih dikenal sebagai <i>steering wheel </i>yang ada di mobil berada di posisi kiri dan tentunya itu tidak lazim bagi mobil-mobil yang ada di Gunungkidul. Secara menyeluruh, poster film ini juga masih “khas” seperti poster-poster film horor di Indonesia yang selalu dihiasi oleh sosok wanita montok (biasanya pemeran utama) dan sosok makhluk halus yang ada dalam film.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Dari segi copy, dalam judul film ini tertulis “Dedemit Gunung Kidul” dimana ketiga kata tersebut dipisah dan berada dalam baris yang berbeda. Artinya, sebenarnya ada kerancuan tentang “Gunung Kidul”. Jika kata “Gunung Kidul” ini merujuk pada nama kabupaten yang berada di sebelah timur Daerah Istimewa Yogyakarta seharusnya penulisan copy-nya menjadi “Gunungkidul” (digabung) bukan “Gunung Kidul” (dipisah menjadi dua kata).</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Untuk memastikan semuanya, kita tunggu dan saksikan saja film ini saat sudah beredar.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Referensi:<br />
Forum Komunitas Online Gunungkidul diakses tanggal 6 Maret 2011 melalui <a href="http://tinyurl.com/4gv5sfh" style="color: #3d85c6;">http://tinyurl.com/4gv5sfh</a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Lembaga Sensor Film diakses tanggal 6 Maret 2011 melalui <a href="http://tinyurl.com/4lta7pk" style="color: #3d85c6;">http://tinyurl.com/4lta7pk</a><br />
Upcoming Movies PT. K2K Production diakses tanggal 6 Maret 2011 melalui <a href="http://tinyurl.com/l98pfd" style="color: #3d85c6;">http://tinyurl.com/l98pfd</a><br />
<br />
</div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-38634307403212046332011-03-05T13:14:00.004+07:002011-03-05T13:20:38.510+07:00Virtual Identity<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><i>Cyberspace</i>. Saya memahaminya sebagai sebuah ruang yang memiliki budaya dimana peradaban di dalamnya terus berkembang dari waktu ke waktu, bukan lagi sebagai sebuah ruang tempat data dan dokumen berlalu lalang seperti yang ada pada akhir abad XX yang lalu. Dalam mengkaji perkembangan budaya di dalam c<i>yberspace</i> dikenal istilah <i>cyberculture</i> yang mengkritisi <i>cyberspace</i> baik dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan ideologi.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj4pAyNqXOxJsJAl1XOGRyP9MZ4Xh3mvfUyPwNFOUCAxH2KXZE969kPclNop7y53dtw_AWwtChmLakDXRI37rla3hAt18h7u3cueTPp76ht_wPch5a_erVbZYWqpp_QDtIyofJ0X_5B0H0/s1600/Virtual+Identity.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="372" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj4pAyNqXOxJsJAl1XOGRyP9MZ4Xh3mvfUyPwNFOUCAxH2KXZE969kPclNop7y53dtw_AWwtChmLakDXRI37rla3hAt18h7u3cueTPp76ht_wPch5a_erVbZYWqpp_QDtIyofJ0X_5B0H0/s400/Virtual+Identity.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">ilustrasi oleh </span><a href="http://www.toonpool.com/cartoons/identity_5220#" style="color: cyan; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">bekesijoe</a></span></td></tr>
</tbody></table><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Salah satu hal yang terus menjadi perbincangan dalam <i>cyberculture</i> adalah tentang identitas virtual (<i>virtual identity</i>). Perbincangan tentang identitas ini menjadi menarik mengingat ada perbedaan konsep diri “<i>self</i>” antara identitas di dunia nyata dan identitas di <i>cyberspace</i>. Dalam dunia nyata, konsep identitas dipahami dengan satu paham bahwa “satu tubuh, satu identitas” (Judith : 1996). Identitas tersebut akan terpaku dalam satu tubuh yang akan berkembang dan berubah seiring bertambahnya usia. Dalam dunia virtual, seseorang dalam dunia nyata bisa saja membuat satu, dua, tiga, atau bahkan ribuan identitas virtual sesuai dengan kemauan dan kemampuan. Dengan kata lain, identitas virtual tidak memiliki tautan yang sifatnya rigid dari waktu ke waktu. Seorang individu bisa saja berpindah dari satu identitas yang sudah dia konstruksi ke identitas lainnya hanya dalam hitungan detik. Selain itu, komponen-komponen identitas dalam dunia nyata misalnya umur, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, tempat tinggal, dan status perkawinan menjadi sangat bias ketika identitas dikonstruksikan melalui <i>Computer Mediated Communication</i> (CMC).</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a name='more'></a><br />
Salah satu hal yang selalu menarik dibicarakan dalam identitas virtual adalah tentang anonimitas (<i>anonymity</i>). Anonimitas dalam identitas virtual secara psikologis ternyata membawa berbagai dampak misalnya adalah hilangnya keseganan, ketakutan, dan keterikatan seorang individu terhadap belenggu sistem sosial yang ada di dunia nyata. Kesempatan ini memungkinkan seorang individu yang di dunia nyata tersisih dan termarjinal karena pola pikirnya tidak sesuai dengan apa yang dikonstruksi di masyarakat dimana dia tinggal menjadi seorang <i>influencer</i> yang hebat dalam <i>cyberspace</i>.<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ketika saya belajar tentang </span><i style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">cybermedia</i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> beberapa semester yang lalu, banyak mahasiswa di kelas saya (termasuk saya sendiri) yang berasumsi bahwa anonimitas dalam identitas virtual merupakan representasi sifat pengecut. Hal tersebut berdasarkan asumsi bahwa ketika seseorang menggunakan identitas virtual yang anonim, itu artinya dia sudah bersiap untuk lari dari tanggung jawab. Sayangnya akhir-akhir ini bagi saya pribadi asumsi itu sedikit banyak telah runtuh, khususnya dalam media sosial semacam twitter</span>.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<i>Twitterland is the new battlefield</i>. Sejak dikenal dan berkembang di Indonesia beberapa tahun belakangan ini, twitter menjadi sebuah “medan tempur” yang baru dan memiliki korelasi yang kuat dengan realitas sosial. Isu-isu yang diangkat di dalamnya bisa berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, hingga ideologis sekalipun. Sehingga tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan membawa dampak di dunia nyata.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Alasan runtuhnya asumsi bahwa penggunaan anonim sebagai sebuah identitas adalah kondisi Indonesia yang selain kaya akan sumber daya alam juga kaya akan kelompok masyarakat yang pengecut. Seperti yang sudah saya utarakan pada paragraf diatas bahwa twitter memiliki korelasi yang kuat dengan realitas sosial, ada kekhawatiran bahwa pihak-pihak yang merasa terancam salah satunya secara ideologis akan “balas dendam” di dunia nyata dengan cara anonim juga. Misalnya dengan cara meneror, merusak, membakar,dan menyerang bersama sekawanan manusia yang memakai penutup kepala entah itu topeng, cadar, atau apapun itu. Yang lebih mengkhawatirkan dan menjadikan tindakan itu sebagai tindakan pengecut adalah ketika sekawanan manusia itu melakukan balas dendam bukan terhadap individu yang dianggap mengalahkan mereka dalam “pertempuran” di <i>twitterland</i>, namun kepada orang lain misalnya orang tua, suami, istri, anak, saudara, atau orang lain yang disayangi oleh target balas dendam.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
Itulah alasan mengapa akhir-akhir ini saya memberikan rasa toleransi kepada beberapa identitas virtual yang sifatnya anonim. Mereka yang memiliki pemikirian yang cerdas dan kritis (menurut saya pribadi) terhadap ancaman homogenisasi negara ini berada di bawah ancaman yang cukup serius. Oleh karena itu saya percaya bahwa memberikan sedikit perlindungan bagi mereka yang disayangi dari ancaman kaum radikal yang pengecut bukanlah suatu kesalahan. Karena saya yakin bahwa seorang ksatria terbaik sekalipun tidak akan rela ketika orang-orang yang mereka sayangi itu disakiti.<br />
<br />
Positif atau negatifnya sebuah identitas virtual dan anonimitas kini menjadi sesuatu yang benar-benar subjektif, tergantung dengan konteks serta bergantung pada di pihak mana anda berada.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Referensi:</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Donath, Judith S. 1996. <i>Identity and Deception in The Virtual Community</i>. MIT Media Lab. London: Routledge - diakses melalui <a href="http://tinyurl.com/2wan8ao">http://tinyurl.com/2wan8ao</a></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-73650345661302939822011-01-30T10:50:00.021+07:002011-03-01T00:09:42.514+07:00300 = Film Anti Iran?<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"></div><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimRfxIe5reLNOCUz5vyzjFEjEzdiVQor-HSarmylSCu0vmd-tq66OdGGiPXInT8hnVl_j80k3iAFfs0kHRgi4OVwaCSM-BXPfHEvwKRYrNU-dQMKwf6S_DpJwM2ohROV3fsjuDOqT91gkC/s1600/300_a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimRfxIe5reLNOCUz5vyzjFEjEzdiVQor-HSarmylSCu0vmd-tq66OdGGiPXInT8hnVl_j80k3iAFfs0kHRgi4OVwaCSM-BXPfHEvwKRYrNU-dQMKwf6S_DpJwM2ohROV3fsjuDOqT91gkC/s640/300_a.jpg" width="425" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Disela-sela waktu memikirkan skripsi, mengerjakan sebuah event, dan berkumpul dengan keluarga, akhir pekan ini saya lewatkan dengan menonton kembali film berjudul “300”. Mengapa saya bilang menonton kembali? Yap.. alasannya tak lain adalah karena saya telah menonton film ini lebih dari 7 kali sejak film ini pertama dirilis di pasaran Indonesia sejak tanggal 16 Maret 2007 yang lalu.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">“300” merupakan film hiperrealis yang disutradarai oleh Zack Snyder dan di produksi oleh Warner Bross Pictures. Film ini mengisahkan tentang kegagahan 300 prajurit Sparta yang dipimpin oleh raja Leonidas dan dibantu segerombolan pasukan yang bermodal nekat meski tanpa skill yang memadai melawan serangan besar kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Xerxes dalam pertempuran <i>Thermophylae </i>di Yunani (invasi kekaisaran Persia ke kawasan Eropa Timur) pada tahun 480 SM. Dalam beberapa hari awal pertempuran, ke-300 pasukan Sparta bersama Leonidas seakan tidak menemukan masalah yang berarti ketika menghadapi gempuran demi gempuran pasukan Persia. Hal tersebut bisa terjadi mengingat semua pasukan Sparta merupakan pasukan elit yang terlatih dan telah melalui “seleksi” bahkan sejak mereka terlahir di dunia. Pasukan Sparta tersebut akhirnya baru menerima masalah besar ketika ada seorang pengkhianat yang membocorkan rahasia bahwa ada jalan pintas yang bisa digunakan untuk mengepung pasukan Sparta tersebut. Dalam hal ini entah mengapa saya jadi ingat tentang beberapa literatur yang pernah saya baca dimana dalam literatur tersebut dijelaskan bahwa Sparta merupakan bagian dari Yunani Kuno yang berbentuk sebuah polis (negara kota / meski sering juga disebut sebagai kerajaan) dimana hampir seluruh rakyatnya merupakan prajurit / tentara.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><a name='more'></a></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dari segi komersial, sejak dirilis pertama kali di USA pada tanggal 9 Desember 2006, film yang biaya pembuatannya diperkirakan mencapai 65,000,000 USD langsung memperoleh kesuksesan besar dengan mendaki tangga box office serta langsung “balik modal” lewat hasil seminggu pemutaran perdananya di USA yang diperkirakan dalam jangka waktu itu keuntungan yang diraih mencapai 70,900,000 USD. </span></span></div><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUiDUejmunQRWZuMNOXOdbrgzivqHnU47nNCKI-u-6_Id4LzGEq77kdQPvrvRfAXoXSIPhkZyzLT0J-0t6Yxe7oLXb-fv-TRdErCe0Ysd2tjIPP0w4OtBeTqY3W4wEK6mwFDwz4DKvBaVG/s1600/300_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUiDUejmunQRWZuMNOXOdbrgzivqHnU47nNCKI-u-6_Id4LzGEq77kdQPvrvRfAXoXSIPhkZyzLT0J-0t6Yxe7oLXb-fv-TRdErCe0Ysd2tjIPP0w4OtBeTqY3W4wEK6mwFDwz4DKvBaVG/s400/300_1.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Berbicara tentang kesuksesan, sepertinya akan kurang lengkap tanpa kita berbicara tentang masalah yang muncul. Karena seperti sudah menjadi hukum alam dimana tidak ada kesuksesan tanpa masalah sedikitpun di jagat raya ini. Begitu juga dengan film “300” yang ternyata “bermasalah” ketika dihadapkan dengan audiens dari Iran. Masyarakat Iran ternyata justru memilih untuk bersikap resisten terhadap film ini. Menurut pendapat mereka, film ini terlalu banyak mengandung distorsi dimana di dalamnya terdapat pembelokan sejarah. Mereka juga beranggapan bahwa “300” telah melecehkan dan merendahkan bangsa Persia dengan merepresentasikan mereka sebagai bangsa yang kasar, suka kekerasan dan suka menindas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Pada tingkatan yang lebih tinggi, Javad Shamqadri yang pada waktu itu menjabat sebagai penasehat seni Presiden Ahmadinejad menuding bahwa “300” merupakan sebuah bentuk penghinaan terhadap budaya Persia yang tidak lain merupakan nenek moyang dan cikal bakal masyarakat Iran. Selain itu Javad juga menuding bahwa film ini juga sejalan dengan perang urat saraf antara Amerika Serikat dengan Iran. Lebih dari itu, sebagian masyarakat juga mengkaitkan alas an pembuatan film itu tidak jauh dari konflik Washington dengan Teheran terkait dengan isu nuklir yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir sebelum film ini dirilis di pasar global.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Resistensi Iran juga ditunjukkan melalui perwakilan Iran di UNESCO yang melayangkan surat protes serta meminta UNESCO bereaksi tegas kepada para pembuat film tersebut. Hal itu juga didukung dengan masyarakat Iran yang menggelar petisi melalui media internet serta mengirim email kampanye ke seluruh dunia. Semua usaha itu mengindikasikan betapa seriusnya masalah ini bagi masyarakat Iran. Di negara seperti Indonesia yang sebagian masyarakatnya entah memang memiliki solideritas yang terlampau tinggi atau memang memiliki kecenderungan untuk bernafsu mengurusi urusan orang lain, ada beberapa kalangan yang merasa memiliki kedekatan emosi dengan bangsa Timur Tengah khususnya Iran serta sebagian masyarakat penganut ideologi anti Amerika juga turut mengecam film “300” ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Menurut saya, <i>core</i> dari permasalahan ini adalah perbedaan pemaknaan peran media yang dalam konteks ini adalah film. Disatu sisi, menurut saya Iran dan pendukungnya menganggap bahwa film ini mungkin merupakan suatu media yang mentransformasikan pesan dari satu individu ke individu yang lain atau bahkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Intinya seolah mereka menganggap bahwa film merupakan media informasi yang valid dan bisa dijadikan sebagai acuan sejarah. Sedangkan di sisi lain, produsen film menganggap bahwa film merupakan sebuah produk dari industri kreatif yang sifatnya menghibur dan bisa dijadikan sebagai komoditas di pasar hiburan secara global.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Saya pribadi sepakat bahwa film merupakan suatu media yang bisa dijadikan sebagai media propaganda yang efektif dalam suatu proses doktrinasi. Contohnya adalah film “Janur Kuning” yang sangat populer di era kepemimpinan Presiden HM. Soeharto dimana film tersebut berisi propaganda pemerintah untuk terus mengingatkan masyarakat akan bahaya laten PKI di Indonesia. Selain itu saya juga sepakat jika film merupakan suatu media yang bisa digunakan untuk mengangkat, menggambarkan, dan mengkritisi realitas kehidupan sosial. Contoh sederhananya adalah film “Perempuan Punya Cerita” yang merupakan kumpulan 4 film pendek yang menggambarkan subyek dmelalui perspektif perempuan yang disutradarai oleh Upi Avianto, Nia Dinata, Fatimah Rony, dan Lasja Fauzia Susatyo atau film “cin(T)a” yang berani mengangkat diskusi tentang kisah cinta oleh insan yang berbeda agama. Selain itu masih banyak juga film-film dokumenter yang setiap tahunnya diputar di berbagai festival film dokumenter yang diselenggarakan di berbagai negara di dunia. Meskipun demikian, dalam film “300” ini saya lebih sepakat bahwa film ini merupakan film yang dibuat untuk tujuan hiburan dan komersial semata. Toh hingga saat ini saya tidak pernah mendengar atau melihat bahwa pembuat film ini mengklaim bahwa film ini merupakan film dokumenter yang sesuai dengan sejarah. Tentang scene-scene yang sarat akan adegan kekerasan yang hanya pantas untuk disaksikan oleh audiens yang sudah dewasa, toh Motion Picture Association of America (MPAA) memberikan rating R untuk film ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">It just my honest opinion. How about you?</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;">_______________________</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;">references:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"><a href="http://www.imdb.com/title/tt0416449/">Internet Movie Database (IMDb)</a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: 115%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.300ondvd.com/300.html" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">300 official site</a></span></span></span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-48449815444996754922011-01-29T03:30:00.004+07:002011-02-25T20:54:56.882+07:00Rotra - Ngelmu Pring<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hiphop merupakan sebuah gerakan budaya yang mulai tumbuh di sekitar tahun 1970’an di daerah The Bronx, New York. Dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Amerika Latin, hip hopmenjadi sebuah perpaduan yang luar biasa dinamis yang terdiri dari berbagai aspek mulai dari <i>rapping, breakdance, </i>hingga <i>graffiti </i>yang kemudian juga menjadi sebuah icon perlawanan yang tersebar hampir di seluruh penjuru dunia.<br />
<br />
Seiring dengan ekspansi budaya yang didukung dengan kemajuan teknologi, akhirnya hip hop sampai juga ke Jogja yang kemudian semakin eksis didukung oleh keberadaan Jogja Hiphop Foundation (JHF). Jogja Hiphop Foundation sendiri merupakan sebuah organisasi yang terbuka dan siap memberikan wadah bagi mereka yang mendukung dan mengembangkan aktivitas crew hiphop di Jogja.<br />
</span></div><div style="text-align: center;"><a href="http://i52.tinypic.com/28ajq75.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="http://i52.tinypic.com/28ajq75.png" width="400" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Salah satu hal yang menurut saya merupakan nilai plus bagi crew hiphop dari JHF sendiri adalah mereka mampu membawa beberapa nilai positif dari kearifan lokal yang dipadu dengan sedemikian cantik bersama semangat perlawanan yang menjadi ciri khas hiphop di seluruh dunia. Selain lagu Jogja Istimewa yang dibawakan oleh Ki Jarot (Kill The DJ, Jahanam, dan Rotra), salah satu lagu yang menurut saya oke dan <i>reasonable to listen </i>adalah lagu berjudul Ngelmu Pring yang dibawakan oleh Rotra.<br />
<br />
</span></div><div style="text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/Fzhx30o8sxs?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i> <br />
<a name='more'></a><br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, ati kudu teteg ja nganti urip ketakol.<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, uripa sing jejeg nek ra eling jebol.<br />
<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, ati kudu teteg ja nganti urip ketakol.<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, uripa sing jejeg nek ra eling jebol.<br />
</i></span><span style="font-size: small;"><i> </i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Pring deling, tegese kendel lan eling. Kendel marga eling timbang nggrundel nganti suwing.<br />
Pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg, rejeki seret, ra sah dha buneg.<br />
Pring ori, urip iku mati. Kabeh sing urip mesti bakale mati.<br />
Pring apus, urip iku lampus. Dadi wong urip aja seneng apus-apus.<br />
Pring petung, urip iku suwung. Sanajan suwung nanging aja padha bingung.<br />
Pring wuluh, urip iku tuwuh. Aja mung embuh ethok-ethok ora weruh.<br />
Pring cendani, urip iku wani. Wani ngadepi aja mlayu marga wedi.<br />
Pring kuning, urip iku eling. Wajib padha eling, eling marang Sing Peparing.<br />
</i></span><span style="font-size: small;"><i> </i></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Pring reketeg gunung gamping ambrol, ati kudu teteg ja nganti urip ketakol.<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, uripa sing jejeg nek ra eling jebol.<br />
<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, ati kudu teteg ja nganti urip ketakol.<br />
Pring reketeg gunung gamping ambrol, uripa sing jejeg nek ra eling jebol.<br />
<br />
Pring iku mung suket, ning omah asale seka pring, usuk seka pring, <br />
cagak seka pring, <br />
gedhek iku pring, <br />
lincak uga pring, <br />
kepang cetha pring, tampare ya mung pring. <br />
Kalo, tampah, serok, asale seka pring. <br />
Pikulan, tepas, tenggok, digawe nganggo pring. <br />
Mangan enak mancing iwak, walesane ya pring. <br />
Jangan bung aku gandrung, jebule bakal pring.<br />
<br />
</i></span><a href="http://i53.tinypic.com/n46us7.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://i53.tinypic.com/n46us7.png" width="245" /></a><span style="font-size: small;"><i>Nek ngono pancen penting, kabeh sing nang nggon wit pring. <br />
Pancen penting tumraping manungsa sing dha eling. <br />
Eling awake, eling pepadhane, eling patine, lan eling Gustine.<br />
Wong urip kudu eling, iso urip seka pring. <br />
Tekan titi wancine ya digotong nganggo pring. <br />
Bali nang ngisor lemah, padha ngisor oyot pring. <br />
Mulane padha eling, elinga Sing Peparing.</i><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Inti dari lagu Ngelmu Pring karya Rotra ini adalah bagai mana seharusnya manusia bisa belajar dari ilmu pohon bambu. Mengapa? Seperti yang telah tertulis diatas, setiap bagian dari pohon bambu bisa bermanfaat bagi makhluk lain khususnya manusia. Begitu juga dengan jenis-jenis pohon bambu yang tertulis dalam lirik diatas dimana seolah masing-masing dari mereka memiliki nilai yang patut diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">*) The video on this site is for preview purposes and personal uses only. If you like the music, please support the artists and purchase the CDs of the music you like. Files should be deleted within 24 hours. <i>christaism</i> is not responsible for anything you may download. If you find any content that is violating the copyright law, please send an email to: christa.adhi@gmail.com and the material will be removed.</span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-34277253658862422192011-01-28T00:01:00.007+07:002011-03-07T23:36:45.286+07:00Copy Style<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Setelah berhari-hari ini saya <i>judeg </i>mikirin skripsi yang tidak beres-beres juga a.k.a <i>stuck</i>, iseng-iseng saya buka folder-folder lama kuliah. Salah satu folder yang saya buka adalah folder kelas Penulisan naskah Iklan (<i>copywriting class</i>) yang saya ambil di semester 4. Salah satu materi yang mengesankan bagi saya adalah tentang <i>copy style</i>. <i>Copy style </i>sendiri dapat dipahami sebagai </span><span lang="IN" style="font-size: small;">pendekatan yang digunakan dalam penyampaian pesan melalui iklan. Penggunaan <i>copy style</i> dalam setiap iklan akan dipengaruhi oleh segmen pasar yang dituju, jenis produk yang dipasarkan, posisi produk dalam pasaran, regulasi yang ada pada setiap negara, dan beberapa hal lainnya.</span><span style="font-size: small;"> Berikut ini adalah beberapa <i>copy style</i> dan contohnya:</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><b>#Straightfoward</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6m30VDnnJx1e6Ob8xrklz1-p00AFnKdSIh6MZk_EvRS9-nTcURZtadQjqr3wHSk-PIeGxQW8QdcxGXdvZJYAn7HZSFvXkMpkvmG8fEXrHnYL7Nk9iMuJxVBVmM5J89W36H5wlycDCEdis/s1600/straight.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6m30VDnnJx1e6Ob8xrklz1-p00AFnKdSIh6MZk_EvRS9-nTcURZtadQjqr3wHSk-PIeGxQW8QdcxGXdvZJYAn7HZSFvXkMpkvmG8fEXrHnYL7Nk9iMuJxVBVmM5J89W36H5wlycDCEdis/s400/straight.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span lang="IN">Straightforward adalah gaya iklan yang merujuk pada sebuah pesan langsung untuk menawarkan produk yang diiklankan. Dalam implementasinya gaya iklan seperti ini akan menampakkan produk yang dijual beserta kelengkapannya namun sangat jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan unsur emosi, alat bantu, atau spesial efek.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><b><span style="font-size: small;"><span lang="IN">#Scientific/Technical Evidence</span></span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXefG7NDKKBAxutpA4ya7CTsaCg2lbZTC61qqgnwo1x0A3auI3j45n1f7EyKsV8xsSS2Yw16N5_LP3_6flzph9GqE97dBEG8V33sFcalqufVQXlPyTVRd2wbLz5GCs6vwA8XzEdaZNZclj/s1600/technical.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXefG7NDKKBAxutpA4ya7CTsaCg2lbZTC61qqgnwo1x0A3auI3j45n1f7EyKsV8xsSS2Yw16N5_LP3_6flzph9GqE97dBEG8V33sFcalqufVQXlPyTVRd2wbLz5GCs6vwA8XzEdaZNZclj/s400/technical.jpg" width="308" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Scientific/Technical Evidence adalah sebuah variasi dari straightforward . Copy style ini menunjukkan suatu informasi teknis tentang kualitas, fitur, dan keunggulan produk untuk mendukung suatu klaim yang dilancarkan oleh produk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">#Humor </b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwB-8miH2-UHbWME54-5Bl71KOTvXH_8lF27VA9GiR-dMe3SWnbeB68so_jW_jxGsjywRhpr0m3wyuHpLgU4ylgkaVkYlZaHtyriekbUWzYdSga_8t-V1R610AhjbXnb8w209oxKtkkIu/s1600/humour.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwB-8miH2-UHbWME54-5Bl71KOTvXH_8lF27VA9GiR-dMe3SWnbeB68so_jW_jxGsjywRhpr0m3wyuHpLgU4ylgkaVkYlZaHtyriekbUWzYdSga_8t-V1R610AhjbXnb8w209oxKtkkIu/s400/humour.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Gaya humor merupakan salah satu alternatif yang cerdik untuk menarik perhatian audiens. Mereka yang beriklan dengan pendekatan humor mengharapkan keakraban yang dimunculkan oleh iklan akan mempengaruhi keputusan audiens dalam keputusan memilih produk. Meskipun demikian, pendekatan ini seringkali sulit dikontrol karena tidak menutup kemungkinan audiens lebih terfokus dan tertarik pada kelucuan daripada pada pesan yang disampaikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span lang="IN"><a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Comparison </span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzv3Bq5qZ5PhRJ60lNWgxRSS_xa4_GsU5mwaZy7GrCZEXI7DezGPYeDWWDWSzbZv7AKgFvIfjdSbf3fNGoRRxyL8q6ZggLFBCAsZY6_PeOYPjdCnTSylCcfVYONt7SW4PTZuYLdJkKyus/s1600/comparation.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzv3Bq5qZ5PhRJ60lNWgxRSS_xa4_GsU5mwaZy7GrCZEXI7DezGPYeDWWDWSzbZv7AKgFvIfjdSbf3fNGoRRxyL8q6ZggLFBCAsZY6_PeOYPjdCnTSylCcfVYONt7SW4PTZuYLdJkKyus/s400/comparation.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Comparison adalah gaya iklan yang menampakkan perbandingan antara dua atau lebih produk dari merk yang berbeda. Perbandingan yang dilakukan bisa berupa perbandingan langsung maupun perbandingan tidak langsung. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Slice of life </span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW9c42hFSNshbOdUxIAIJrixL0xapNllno4Xz5bQO_PeFbFZoswxk4h05TuAJsxxY_UapT64wWAsj6QA27eWidqKxd57Me1b4uqGstQPMv41KnnMT5oMLfMF6zzDit7EfBJMLzz4eU5s9c/s1600/slice+of+life.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW9c42hFSNshbOdUxIAIJrixL0xapNllno4Xz5bQO_PeFbFZoswxk4h05TuAJsxxY_UapT64wWAsj6QA27eWidqKxd57Me1b4uqGstQPMv41KnnMT5oMLfMF6zzDit7EfBJMLzz4eU5s9c/s400/slice+of+life.jpg" width="281" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Slice of Life (potongan kehidupan) merupakan salah satu gaya yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah sehari-hari. Beberapa pengiklan menyukai gaya ini karena dirasakan mampu mendekati konsumen secara emosional, terutama karena gaya iklan ini menunjukkan aktifitas yang aplikatif.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Personality Symbol</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgIYs6XX2tNcstZRQ3hWhgcD03gP5P6juxJMygHrvtG1XsZZWx-Ro6nnPd_DhN7YxXZfvL8bwq7k3iZcxf0FpFAmbQ6f-x3ZagLoki89m5pd8fIynHLQ_oZDkMXanxhs0NWIWo7R2csqDy/s1600/personality.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgIYs6XX2tNcstZRQ3hWhgcD03gP5P6juxJMygHrvtG1XsZZWx-Ro6nnPd_DhN7YxXZfvL8bwq7k3iZcxf0FpFAmbQ6f-x3ZagLoki89m5pd8fIynHLQ_oZDkMXanxhs0NWIWo7R2csqDy/s400/personality.jpg" width="266" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Personality Simbol merupakan suatu gaya dimana iklan menjadikan suatu karakter sebagai personifikasi produk. Karakter tersebut bisa berupa manusia, binatang, atau bentuk-bentuk yang lainnya.</span></div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Lifestyle</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23IuOkd_hJ8oi238yA1CidJjyNRWyduiTLXFHbkK5Vmy0dC73hR2SXLRj31e4sns83ndktKRB5XbmW8LYWEOuTZIhL7OpeeI4slrXUSk8MDWzJT8nd5uXxH421py3_cpFztH-VCBNdGn7/s1600/life+style.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23IuOkd_hJ8oi238yA1CidJjyNRWyduiTLXFHbkK5Vmy0dC73hR2SXLRj31e4sns83ndktKRB5XbmW8LYWEOuTZIhL7OpeeI4slrXUSk8MDWzJT8nd5uXxH421py3_cpFztH-VCBNdGn7/s400/life+style.jpg" width="308" /> </a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Lifestyle adalah gaya iklan menekankan bagaimana suatu produk sesuai dikonsumsi atau diterapkan pada gaya hidup tertentu dari konsumen. Gaya ini mampu menembak target yang tepat karena biasanya gaya ini sangat efektif digunakan pada segmen tertentu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Fantasy</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiRjpSAudmsR9CJtyhYg4RShl4KppOeDc7H78hkf5z4xhCHT9qyIlgzoXqNql3rk1siJGIv3lZ_u18GXngo9I-BjdjhqpeLR9jvC96p3A1tkixlZmBS9gyHQO0lt1hRGCDcgnS9z7N8SEi/s1600/fantasy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="273" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiRjpSAudmsR9CJtyhYg4RShl4KppOeDc7H78hkf5z4xhCHT9qyIlgzoXqNql3rk1siJGIv3lZ_u18GXngo9I-BjdjhqpeLR9jvC96p3A1tkixlZmBS9gyHQO0lt1hRGCDcgnS9z7N8SEi/s400/fantasy.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">G</span>a<span lang="IN">ya ini menciptakan fantasi atau angan-angan di sekitar produk tersebut dan penggunaannya. Produk biasanya menjadi bagian pusat situasi yang diciptakan oleh pengiklan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Cultural</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqXVSAx_u7RTG3nj7_P5OmIMP792mpGcFIQLF_t9vbnNjMmTwcX9xPWFQagcuCkhSFCxJ2eJ64a-298IXoaCjfDJJddsrotGiq2g7d8rmDxxaZrZUuJqqQQIYtDOrO_Vs2P1s5eGXMYnjH/s1600/cultural.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="295" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqXVSAx_u7RTG3nj7_P5OmIMP792mpGcFIQLF_t9vbnNjMmTwcX9xPWFQagcuCkhSFCxJ2eJ64a-298IXoaCjfDJJddsrotGiq2g7d8rmDxxaZrZUuJqqQQIYtDOrO_Vs2P1s5eGXMYnjH/s400/cultural.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gaya kultural dikenal sebagai gaya yang menggunakan beberapa aspek kebudayaan untuk merangsang kedekatan antara produk dengan konsumen. Biasanya iklan seperti ini ditampilkan melalui media-media lokal atau media yang memiliki segmen tertentu. Aspek budaya tersebut bisa meliputi bahasa, pakaian, dan kebiasaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Surrogate</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEighwKK6yNoOaQtnhuOXMVEdAl13TW3sdPhzy1au_ZiSqhBWvVsCW3XxYVTcFJBQTu1nAbdU0nR6RRKBfMSrlADlIEX1wfVL5uz4k8yPQ6qH2yEEZMuvvq2GY3ckhyxh2G21PDqjYlh_JZo/s1600/Surrogate.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEighwKK6yNoOaQtnhuOXMVEdAl13TW3sdPhzy1au_ZiSqhBWvVsCW3XxYVTcFJBQTu1nAbdU0nR6RRKBfMSrlADlIEX1wfVL5uz4k8yPQ6qH2yEEZMuvvq2GY3ckhyxh2G21PDqjYlh_JZo/s400/Surrogate.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Surrogate merupakan gaya iklan yang dimaksudkan untuk mewakili produk. Iklan ini biasa digunakan untuk produk-produk yang tidak boleh ditampakkan bentuk maupun cara mengkonsumsinya dalam iklan, misalnya produk minuman keras dan rokok.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Social</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6HOjM8-jpsNEhjI0VQAhO8-agmkeHcUY_RIXOcw63iLB2phRIkKTHbK9vroCf28rPxcVPBbpdIoqr6iZfu2U78jdXBrAMmiHMT_UTRvPWp0Tz8tFQCNLgm622B-ukiQOYoV3W3ovFSV23/s1600/social.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6HOjM8-jpsNEhjI0VQAhO8-agmkeHcUY_RIXOcw63iLB2phRIkKTHbK9vroCf28rPxcVPBbpdIoqr6iZfu2U78jdXBrAMmiHMT_UTRvPWp0Tz8tFQCNLgm622B-ukiQOYoV3W3ovFSV23/s400/social.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gaya iklan social (sosial) merupakan gaya iklan yang digunakan oleh layanan masyarakat dimana biasanya iklan ini bersifat non profit oriented. Sebagian besar tujuan paling dasar dari iklan ini adalah untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap isu-isu tertentu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Fear</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWDKuAHD8OVytpqYvD_04jo96pTCCgfRoQTyWny7ZIjzwxUam8POpSURmSv8G7YVAYwJRNEY9AjDEi1EQx_ay8pAyZJPdIRI8joNYXZDpRKDllPczkFKG5ea8lVKCFix8mWdI93BDaeSi/s1600/fear.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWDKuAHD8OVytpqYvD_04jo96pTCCgfRoQTyWny7ZIjzwxUam8POpSURmSv8G7YVAYwJRNEY9AjDEi1EQx_ay8pAyZJPdIRI8joNYXZDpRKDllPczkFKG5ea8lVKCFix8mWdI93BDaeSi/s400/fear.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Fear (takut) merupakan salah satu gaya yang menggunakan pendekatan emosional dimana iklan yang menggunakan gaya ini menampakkan beberapa ekspresi, peringatan, atau rasa takut. Iklan ini menstimulus audien untuk menggunakan produk sebagai cara menghilangkan ketakutan yang bisa muncul jika tidak menggunakan produk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Sexual Appeal</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXf3Tgj5_cAl1wXTpJjo2XUjvWNCKKuVg4c533u75pzeZHOGadMUOEuQzjCax-qvlxCzL7VrrhUbsLy4dq9kkKMgmF-kHS2ft6UrdxbfvnE8r1RckYnrY9G0oLybW8Fgu3CXjHpo1EuJZ/s1600/sexual+appeal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXf3Tgj5_cAl1wXTpJjo2XUjvWNCKKuVg4c533u75pzeZHOGadMUOEuQzjCax-qvlxCzL7VrrhUbsLy4dq9kkKMgmF-kHS2ft6UrdxbfvnE8r1RckYnrY9G0oLybW8Fgu3CXjHpo1EuJZ/s400/sexual+appeal.jpg" width="306" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Iklan yang menggunakan gaya ini menonjolkan pesona dan daya tarik seksual untuk menarik perhatian audiens meskipun sebenarnya apa yang ditampilkan (khususnya point of interest) kurang memiliki koreasi yang kuat dengan produk yang diiklankan. Gaya iklan ini termasuk salah satu gaya iklan yang efektif untuk menarik perhatian, namun sayangnya seringkali terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam implementasinya. Gaya iklan ini sedikit tidak cocok diterapkan pada masyarakat yang kurang permisif dan sebagian masyarakatnya terlalu cerewet terkait dengan norma kesusilaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN"><b>#Teaser</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9wiFiYCz_heZufzD4TtVFE9T2g0eZvS1fBjFVVtyM-NpZGo6XK2t1lGNsyo2_f-h6-a_1gmFTTbQ1u8PSNcFl0qQp_aOgc0UdikOP2sfB64u4r1yT5qrPoVAosDbfAcvlnXxPGW8yl7W6/s1600/teaser.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9wiFiYCz_heZufzD4TtVFE9T2g0eZvS1fBjFVVtyM-NpZGo6XK2t1lGNsyo2_f-h6-a_1gmFTTbQ1u8PSNcFl0qQp_aOgc0UdikOP2sfB64u4r1yT5qrPoVAosDbfAcvlnXxPGW8yl7W6/s400/teaser.jpg" width="400" /></a></div></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gaya teaser merupakan pendekatan iklan dimana pengiklan tidak banyak memuat informasi tentang produk di dalamnya. Pendekatan ini populer digunakan pada awal / fase pembukaan suatu kampanye (<i>campaign</i>) dengan tujuan memancing keingintahuan audien. Dalam pendekatan ini, secara intrinsik identitas produk akan ditampilkan melalui logo, warna khas, karakter font, dan elemen-elemen khusus lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;"></span> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><div style="color: orange;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Spokes person / ambassador format</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihOhlV-nJvROy1KbD_pw1yF03-pJrgtJerc1t7tikqwnNRb_4bALhSrhv2qFeSoB98b2WTIZS3B9WNJpKtRnO4_45roQLtm74f6ocQAD1pCi-aDAcSfgenp3Bncg-ofGW6dJSmjwoTfAg/s1600/David+and+Victoria+for+Armani.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihOhlV-nJvROy1KbD_pw1yF03-pJrgtJerc1t7tikqwnNRb_4bALhSrhv2qFeSoB98b2WTIZS3B9WNJpKtRnO4_45roQLtm74f6ocQAD1pCi-aDAcSfgenp3Bncg-ofGW6dJSmjwoTfAg/s400/David+and+Victoria+for+Armani.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: small;">Gaya Spokes person atau ambassador format merupakan pendekatan iklan yang menggunakan selebritis yang dikagumi dan telah dikenal luas dengan reputasi dan karakter yang sesuai dengan produk. Pendekatan ini digunakan untuk menciptakan atau mengkonstruksi karakter produk yang ingin ditonjolkan.</span></div><br />
<div class="MsoNormal" style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN">#Combination</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_JTpxrdNLcASQKv-vobap8NrkCF9mXwOLV6Bxi7eAT-YarXvRnpfUV69MT3uCwwfs7cOHMDwLNo0HeIPtw1p5cI5oDEnCqrtOMKLQchO7zdIm-mhhytrXdpp4FcGSuLLft0O3IQmNq2SW/s1600/combination.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_JTpxrdNLcASQKv-vobap8NrkCF9mXwOLV6Bxi7eAT-YarXvRnpfUV69MT3uCwwfs7cOHMDwLNo0HeIPtw1p5cI5oDEnCqrtOMKLQchO7zdIm-mhhytrXdpp4FcGSuLLft0O3IQmNq2SW/s400/combination.jpg" width="303" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Combination (kombinasi) merupakan gaya yang menggabungkan dua atau lebih iklan untuk membentuk suatu jenis iklan baru. Dalam beberapa iklan, gaya ini mampu memperkuat kemampuan memikat audien namun dalam beberapa kasus lain gaya ini justru mampu memburamkan pesan yang akan disampaikan melalui iklan ini. Contoh disamping adalah kombinasi antara social dan sexual appeal.</span><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Seperti halnya dengan genre musik yang ada saat ini, dalam perkembangannya </span><i style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">copy style </i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">juga semakin beragam. Terutama melalui kombinasi-kombinasi yang dilakukan dimana hal tersebut merangsang munculnya berbagai istilah baru. </span><i style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Copy style</i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> ini tidak hanya berlaku pada iklan di media cetak (</span><i style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">print ad</i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">) saja namun juga pada berbagai media komunikasi lainnya.</span></span></div><br />
<span style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: x-small;">*) dari berbagai sumber</span> <br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-61888173513877117322011-01-24T00:52:00.002+07:002011-03-01T01:00:00.186+07:00Apa Kabar Pramuka Indonesia?<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Entah kenapa di penghujung akhir pekan ini saya dan beberapa anggota keluarga tiba-tiba terlibat dalam sebuah diskusi tentang kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya adalah gerakan Pramuka. Bagi anda-anda yang sama sekali belum tahu tentang gerakan Pramuka. Berikut ini adalah sedikit uraian tentang apa itu Pramuka.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Gerakan Pramuka Indonesia merupakan sebuah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Biasanya, pengkaderan organisasi pendidikan ini dimulai melalui kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan di berbagai sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, atau bahkan SMA. Kata “Pramuka” sendiri merupakan sebuah singkatan dari <i>praja muda karana</i> yang dapat dipahami sebagai rakyat muda yang suka berkarya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRr9R8VuDUdvnQuGKDYP6tNIbydlaipNL-gDUqjWJuPDpZti6nrJsn7StxXRX0yfRstjt0rX8P8uMOHELDNwNm9xqUgPxtdUu8OE8gziS9id7P3Z2FePeaey76_Gz0KJE07TdmtUjYLbYU/s1600/Pramuka%2523.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRr9R8VuDUdvnQuGKDYP6tNIbydlaipNL-gDUqjWJuPDpZti6nrJsn7StxXRX0yfRstjt0rX8P8uMOHELDNwNm9xqUgPxtdUu8OE8gziS9id7P3Z2FePeaey76_Gz0KJE07TdmtUjYLbYU/s1600/Pramuka%2523.jpg" /></a><span style="font-size: small;"><br />
Pramuka merupakan sebuah sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka Indonesia yang meliputi berbagai tingkatan yaitu Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Selain itu masih terdapat tingkatan / kelompok anggota lain misalnya Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. </span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Idealnya, kegiatan kepramukaan bisa menjadi sebuah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dalam pengemasannya bias dikemas menjadi beragam kegiatan yang menyenangkan, sehat, menarik, praktis, dan bertanggung jawab baik dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan sistem pendidikan nonformal yang mampu membentuk watak, akhlak dan budi pekerti luhur.<br />
</span><span style="font-size: small;"><a name='more'></a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saya pribadi sedikit banyak pernah bergelut dalam organisasi kepanduan yang satu ini. Mulai dari saya masih duduk di bangku sekolah dasar hingga saya lulus dari sekol</span><span style="font-size: small;">ah menengah atas. Dan selama itu saya merasa semuanya baik-baik saja. Sebagai sekadar informasi saja, saya pernah aktif di gerakan pramuka selama itu juga dipengaruhi oleh faktor dimana pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler wajib di sekolah saya dulu (baik dari SD, SMP, hingga SMA). Toh kepalang basah, daripada saya merasa terpaksa, saya akhirnya berusaha menikmatinya dan melaksanakan kegiatan kepramukaan dengan sepenuh hati. Hasilnya, saat itu saya bisa menikmati semua kegiatannya dan melaluinya dengan lancar. Entah kenapa juga pada masa itu, sedikit banyak pramuka menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang cukup populer.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sayang sekali, melihat realitas yang ada saat in</span><span style="font-size: small;">i saya justru merasa tren popularitas dan <i>pride</i> yang ada dalam kegiatan kepramukaan menurun drastis khususnya bagi pelajar SMA / sederajat. Setidaknya hal tersebut bisa dilihat ketika kegiatan kepramukaan hanya dijadikan sebagai ekstrakulikuler pilihan, jumlah peminatnya di satu sekolah menjadi minim sekali. Intinya, pramuka sudah jelas bukan merupakan kegiatan ektrakulikuler favorit bagi pelajar SMA / sederajat saat ini. <br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berdasarkan pengamatan pribadi saya, setidaknya saya mencoba mem-<i>breakdown</i> penyebab menurunnya tren popularitas pramuka menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pada faktor eksternal, ternyata beragam kegiatan ekstrakulikuler yang ada di berbagai sekolah berkembang jauh lebih dinamis dibandingkan dengan kegiatan kepramukaan yang ada. Melihat kondisi saat ini, beragam kegiatan ekstrakulikuler berkembang dan berlomba-lomba untuk menjadi lebih menarik, mampu mendatangkan prestasi, dan memperkuat <i>positioning </i>dan nilai <i>pride </i>mereka. Ambilah contoh ketika ada seorang anak dari ekstrakulikuler bola basket mereka mengenakan celana basket, jaket parasit, sepatu basket, lengkap dengan berbagai aksesoris berupa <i>handband, headband, </i>hingga <i>armband. </i>Semua itu mampu membawa imajinasi orang bahwa anak tersebut adalah seorang pemain basket. Dan yang lebih penting, bagi si anak semua itu mampu menghadirkan suatu kebanggaan tersendiri. <br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Atau ambillah contoh lain misalnya dengan mereka yang bergabung dalam ekstrakulikuler pleton inti (dalam beberapa sekolah sering juga disebut sebagai paskibra). Sebagian besar dari mereka juga memiliki ciri khas yang biasanya bisa mendatangkan nilai <i>pride </i>tersendiri misalnya tampilan rapi, badan yang atletis, dan semangat solideritas yang tinggi. Tidak hanya itu, eksistensi dari ekstrakulikuler ini juga didukung oleh adanya lomba baris berbaris yang rutin digelar setiap tahunnya serta usaha mencapai impian menjadi seorang anggota paskibraka.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Begitu juga dengan tren meningkat pesatnya kegiatan pecinta alam sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Mereka juga memiliki ciri khas yang kuat, misalnya sepatu tracker, celana gunung, karabiner yang bergelantung di ikat pinggang, dan gelang prusik. Dalam ilmu marketing, aksesoris semacam itu mampu membawa <i>brand recall </i>yang kuat pada seseorang yang membangun personal branding-nya sebagai seorang pegiat pecinta alam. Lebih dari itu, kegiatan kelompok pecinta alam di berbagai sekolah bahkan mampu melahirkan bibit-bibit muda yang siap disemai yang kemudian tumbuh menjadi atlet-atlet panjat dinding/tebing profesional.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mungkin dari tiga contoh kegiatan ekstrakulikuler diatas terkesan sangat populis. Tapi menurut pengamatan saya pribadi, pilihan ekstrakulikuler seorang siswa di masa ini tidak hanya ditentukan oleh konten apa saja yang ada di dalam kegiatan tersebut. Pemilihan kegiatan ekstrakulikuler sangat erat hubungannya dengan eksistensi seorang anak dalam lingkungan pergaulan. Hal tersebut juga rasanya belum seberapa dibandingkan dengan beberapa kegiatan yang erat hubungannya dengan <i>lifestyle </i>misalnya fotografi, modern dance, <i>Japanese club </i>(meliputi klub bahasa Jepang dimana kegiatannya bisa juga berkembang meliputi fashion, kuliner, dan lain sebagainya). Sederhananya, pilihan kegiatan ekstrakulikuler menunjukkan kepada orang lain sebagai siapa dan apa seorang anak itu ingin dikenal di lingkungannya. Bagaimana dengan pramuka?<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berbicara tentang faktor internal, saya merasa dalam beberapa tahun belakangan ini kegiatan kepramukaan terkesan kurang progresif. Sebagai seorang di luar lingkup organisasi kepanduan ini (<i>outsider</i>), saya tidak melihat ada terobosan-terobosan baru yang muncul secara signifikan. Entah kenapa menurut saya kegiatan pramuka di lapangan dari zaman saya masih duduk di bangku sekolah dasar hingga saat ini masih saja berkutat dengan pelajaran tali temali dengan tali pramuka, nyanyi bersama-sama, tepuk tangan, baris berbaris, pelatihan pertolongan pertama, hiking, dan kemah (semoga persepsi saya sebagai <i>outsider </i>ini salah).<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0mowIZEl25SL1HTaef1Yy1Fim_xX6f_L2T-z2u-qjcIlX3v7S2nSFllV8Zkj93T3J_DhI3EB5sptK1r1mf8S3vCnJfUDtm-d1rJUJ5GmLOtTtWwUaSw5WoNv1EV4PdSszRJSD3xuXcN0R/s1600/climbing%2523.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0mowIZEl25SL1HTaef1Yy1Fim_xX6f_L2T-z2u-qjcIlX3v7S2nSFllV8Zkj93T3J_DhI3EB5sptK1r1mf8S3vCnJfUDtm-d1rJUJ5GmLOtTtWwUaSw5WoNv1EV4PdSszRJSD3xuXcN0R/s400/climbing%2523.jpg" width="278" /></a><span style="font-size: small;">Dari semua hal itu, beragam kegiatan ekstrakulikuler di luar pramuka menawarkan sesuatu yang lebih dalam dan menjanjikan. Taruhlah contoh kita berbicara tentang kegiatan luar ruang yang bertema petualangan. Ketika pramuka “hanya” menawarkan pelajaran tali temali, hiking, dan kemah misalnya. Mereka yang bergabung di kelompok pecinta alam mendapatkan pengalaman yang lebih misalnya dari kegiatan <i>mountaineering, caving, climbing,</i> trekking, survival, dan lain sebagainya. Sebagai “bonus” kegiatan climbing jika digeluti dengan serius bisa menjadi prestasi yang menjanjikan. Begitu juga dengan kegiatan baris berbaris dan pelatihan pertolongan pertama. Rasanya bergabung dengan pleton inti (atau paskibra) dan Palang Merah Remaja lebih menjanjikan baik dari segi pengalaman maupun prestasi.<br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ketika saya ditanya apa solusinya, saya juga masih bingung. Di satu sisi untuk merespon adanya perkembangan zaman baik dari segi teknologi hingga <i>lifestyle </i>masyarakat, Gerakan Pramuka Indonesia mau tidak mau harus berubah jika ingin terus eksis dan meningkat daya tariknya. Namun jika memang akan berubah, terlalu banyak tantangan yang dihadapinya, baik dari segi kepengurusan yang didominasi oleh mereka yang sudah cukup “berusia” ditambah dengan pola pikir mereka di masa muda yang jelas berbeda dengan kondisi saat ini maupun dari segi tone and manner. Gerakan pramuka Indonesia merupakan sebuah gerakan kepanduan yang sudah cukup “berusia” sehingga tidak mudah untuk melakukan suatu perubahan secara drastis di dalamnya. Hal tersebut sejalan dengan prinsip dalam ilmu marketing bahwa melakukan rebranding pada sebuah brand baik itu produk ataupun institusi yang sudah dalam tahap mature jelas lebih sulit dan beresiko dibandingkan pada brand yang masih berusia muda atau dalam tahap <i>growth.</i><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Entah sepuluh atau dua puluh tahun lagi mungkin saya akan menanyakan hal yang sama. Apa kabar pramuka Indonesia?</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">__________</span></div><div style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: x-small;">*) Tulisan ini saya tulis murni berdasarkan hasil pengamatan saya dan olah pikir saya yang jelas tidak lepas dari subjektivitas. Selain itu, tulisan ini tidak mewakili institusi apapun dimana saya bergabung baik sebagai pengurus maupun anggota.</span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="color: red; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: x-small;">**) Gambar yang ada dalam tulisan saya kali ini saya dapatkan secara acak di mesin pencari google. Hak cipta bukan berada di saya namun ada di masing-masing alamat dimana saya mengambi<span style="font-size: small;">l <span style="font-size: x-small;">gambar tersebut.</span></span></span></span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-78867496770930324312011-01-08T01:35:00.002+07:002011-02-25T21:13:44.848+07:00Adopsi dan Realisasi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Entah kenapa dini hari ini saya menyempatkan diri untuk menyimak sebuah berita olahraga yang ditayangkan di Gl*b*l TV. Dalam segmen berita olahraga nasional, jelas sudah pasti bahwa polemik antara LSI dan LPI merupakan “komoditas” yang memiliki nilai berita sekaligus memiliki nilai jual bagi mereka yang sedikit banyak mengikuti perkembangan politik sepakbola dalam negeri ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Saya sangat terganggu dengan sebuah statement yang dilontarkan oleh reporter berita olahraga yang bagi saya sedikit banyak memojokkan posisi LPI dimana LPI sebagai sebuah kompetisi alternatif yang akan dikelola secara profesional dianggap tidak serius untuk memajukan sepak bola nasional. Alasan yang mendasari statement tersebut adalah tidak tersedianya kompetisi tingkat junior dalam pelaksanaan LPI yang konon berkiblat pada English Premier League (Liga Inggris). Sedangkan dalam English Premier League sana, setiap tim memiliki tim junior sebagai sarana pembibitan pemain muda yang juga saling berkompetisi satu sama lain dalam lingkup nasional juga.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Bagi saya, mengadakan sebuah kompetisi sepakbola profesional dengan jangkauan wilayah secara nasional yang dilengkapi dengan kompetisi sepakbola junior dengan jangkauan wilayah yang sama luas mungkin tidak akan menjadi sesuatu yang sulit bagi pengelola LPI. Namun masalahnya adalah apakah semua tim mampu baik secara sumber daya manusia maupun sumber daya dana untuk mengikuti kompetisi yang terdiri dari tingkatan yang berbeda itu? Perlu diigat bahwa secara finansial tim-tim yang bergabung dalam LPI ini mengelola pendanaan mereka secara mandiri, bukan bergantung pada APBD setempat. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Ditengah kontroversi antara LSI dan LPI yang banyak berkutat dengan masalah legalitas LPI, tentu saja belum banyak perusahaan-perusahaan yang rela menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai tim-tim yang bergabung dalam LPI (terlebih jika kompetisi diadakan dalam berbagai tingkatan). Sehingga sangat masuk akal dan realistis bagi saya ketika LPI saat ini hanya dihelat untuk tingkatan senior. LPI saat ini masih berupa embrio yang baru lahir di dunia dengan kondisi lingkungan yang membuat posisinya lemah dimana kelangsungan hidupnya banyak bergantung pada berbagai hal. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Oleh karena itu rasanya kurang bijaksana ketika ada yang menghakimi LPI sebagai kompetisi alternatif yang dikelola secara profesional namun tidak memperhatikan dan tidak serius memajukan sepak bola nasional Indonesia. Harus diingat juga bahwa kondisi tim-tim yang bergabung dalam English Premier League memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan tim-tim yang tergabung dalam LPI, sehingga adopsi sistem di English Premier League secara mentah-mentah jelas akan mempersulit tim-tim yang bergabung di LPI.</span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-14716895152277616962010-12-26T00:01:00.002+07:002011-02-25T21:14:54.312+07:00The Final Countdown<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2lbsNAiWciHrg-wfY1u9Rp0g2EOI6Wj_jdZfOm3MaIDooIH6Qo19IuY9HvhyphenhyphenBnjsbu-TPQsV1YbEvn_iiZXElHXvFSfHqcqfZvhRhp8Zl-mPxBj2P1u76jEQaaABe98V7PR-2rr6PBn6d/s1600/The+Final+Countdown.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2lbsNAiWciHrg-wfY1u9Rp0g2EOI6Wj_jdZfOm3MaIDooIH6Qo19IuY9HvhyphenhyphenBnjsbu-TPQsV1YbEvn_iiZXElHXvFSfHqcqfZvhRhp8Zl-mPxBj2P1u76jEQaaABe98V7PR-2rr6PBn6d/s320/The+Final+Countdown.jpg" width="320" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;"></span></i></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">We're leaving together<br />
But still it's farewell<br />
And maybe we'll come back<br />
To earth, who can tell?</span></i></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">I guess there is no one to blame<br />
We're leaving ground<br />
Will things ever be the same again?<br />
It's the final countdown...</span></i></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">We're heading for <br />
Venus and still we stand tall<br />
Cause maybe they've seen us and welcome us all<br />
With so many light years to go and things to be found</span></i></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"></div><div style="color: orange; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">I'm sure that we'll all miss her so It's the final countdown... <br />
The final countdown... <br />
It's the final countdown.</span></i></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lirik diatas merupakan lirik lagu</span><i><span style="font-size: small;"> </span></i><span style="font-size: small;">The Final Countdown karya Joey Tempes</span> yang dinyanyikan oleh salah satu band beraliran Rock asal Swedia, <b>Europe</b>. Lagu yang tergabung dalam album The Final Countdown dan dirilis pada tahun 1986 ini pernah menjadi single terbaik yang memuncaki berbagai tangga lagu di lebih dari 20 negara di dunia dan sukses membawa Europe menjadi salah satu grup band kelas dunia.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Menurut hemat saya, lagu The Final Countdown ini sukses menjadi salah satu lagu yang tidak lekang dimakan waktu hampir di seluruh belahan dunia. Bersama dengan lagu "We Are The Champion" karya Queen pada tahun 1977 lagu ini masih sering sekali terdengar dalam berbagai kesempatan terutama sebagai back-sound beragam kompetisi.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Pertama kali saya kenal dengan lagu ini adalah suatu saat dimana waktu itu saya masih kecil (masih TK atau SD saya lupa) dan bersama dengan papa mama saya pergi untuk menonton dan mendukung paman saya (adik kandung mama) yang bergabung dalam sebuah kejuaraan motocross. Pada kejuaraan tersebut lagu ini diputar berulang kali dan membahana hingga terdengar hampir di seluruh penjuru lintasan. Entah kenapa menurut saya momentum saat itu menjadi salah satu momentum yang sangat berkesan, menyenangkan, mendebarkan, dan penuh semangat. Overall, saya hanya bisa mengatakan bahwa momentum tersebut sungguh luar biasa!</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Efek dari momentum tersebut ternyata masih membekas hingga saat ini. Pertama, saya masih suka sekali mendengarkan lagu ini meskipun di sisi lain tren lagu baik dalam negeri maupun luar negeri terus berputar; Kedua, hingga tulisan ini selesai saya tulis obsesi untuk menjadi seorang pembalap motocross masih menjadi salah satu obsesi saya yang gagal terealisasi karena berbagai alasan. Hahaha...</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Kembali lagi tentang lagu, bagi saya sendiri lagu ini merupakan salah satu lagu yang mampu menghadirkan atmosfer tertentu dan membawa dampak emosional terutama menggiring energi positif pada setiap individu yang mendengarkan lagu ini. Memang benar anggapan bahwa hampir setiap lagu yang diperdengarkan bisa membawa dampak emosional bagi mereka yang mendengarkan. Sayang seribu sayang di negeri ini sebagian besar lagu-lagu yang populer masih saja didominasi oleh lagu yang menurut saya penuh dengan suasana nelangsa, penderitaan karena cinta, dan kesedihan. Imbasnya saya tidak menemukan bahwa lagu-lagu seperti itu mampu mengkonstruksi mood yang positif.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Meskipun demikian, setidaknya saat ini saya masih menaruh harapan pada lagu-lagu seperti "Bendera" karya Cokelat ataupun "Garuda di Dadaku" karya Netral. Toh bersamaan dengan dihelatnya kejuaraan sepakbola Piala AFF, lagu yang saya sebut paling akhir tadi ternyata seakan-akan sudah menjadi "lagu wajib" yang dinyanyikan di Stadion Gelora Bung Karno ketika tim nasional Indonesia berlaga. Untuk itu saya bermimpi suatu saat nanti musisi Indonesia mampu menghasilkan produk-produk sekelas dengan The Final Countdown karya Europe ini. Semoga Tuhan memberkati...</div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-69226092798808293272010-12-25T00:20:00.002+07:002011-02-25T21:15:35.085+07:00#Menyoal Solideritas Masyarakat Indonesia<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Salah satu rasa penasaran saya ketika saya masih sangat muda (baca: anak-anak) adalah tentang bagaimana bambu runcing dan semangat solideritas yang luar biasa mampu mengalahkan penjajah yang memiliki senjata modern yang secara logika memiliki daya hancur puluhan bahkan ratusan kali lipat dari bambu runcing yang digunakan oleh para pejuang kita (pada masa itu saya belum paham tentang hal-hal seperti kejawen, santet, dan lain sebagainya). Penasaran itu rasanya terus terpupuk sejalan dengan berbagai cerita yang dituturkan oleh nenek dan mama saya tentang perang kemerdekaan yang berkobar di bumi nusantara ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Masih jelas dalam ingatan otak saya sebuah pelajaran PPKn ketika saya masih menuntut ilmu di bangku Sekolah Dasar yaitu tentang solideritas. Dalam pelajaran itu Ibu Guru selalu menjelaskan bahwa salah satu pondasi yang mampu menegakkan negeri ini hingga menjadi suatu negara yang merdeka adalah solideritas yang dimiliki masyarakat Indonesia yang tak lepas dengan paduan semangat gotong royong dan toleransi antar manusia. Meskipun belakangan ini temuan saya di dunia nyata dan dunia maya menunjukkan bahwa saat ini khususnya solideritas dan toleransi masyarakat Indonesia tidak seindah cerita dari nenek dan mama saya serta pelajaran PPKn yang saya terima di bangku Sekolah Dasar dulu. Meskipun demikian, saya tetap mengambil pelajaran bahwa solideritas itu memang harus ditanamkan di kepala setiap individu di Indonesia sejak usia dini dengan batas-batas tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU4Y_n4ONm0_zKuCRrWzBckjCFx8Yop-_C57A_Py4bB6VMCn_YMAScXhrTEdZ6_2V6er1ytQ5AeVtP5JFHQEZXxU_Av1nOkbn3lryU-O8jMzxIOEqkqDwPPzc2kO5ktaO7XOE-Bad3ei_M/s1600/Irfan+Bachdim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU4Y_n4ONm0_zKuCRrWzBckjCFx8Yop-_C57A_Py4bB6VMCn_YMAScXhrTEdZ6_2V6er1ytQ5AeVtP5JFHQEZXxU_Av1nOkbn3lryU-O8jMzxIOEqkqDwPPzc2kO5ktaO7XOE-Bad3ei_M/s400/Irfan+Bachdim.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Beberapa malam yang lalu saya bertemu dengan salah seorang teman SMA saya dulu yang sekarang menjadi seorang penggemar dan pendukung sepak bola nasional. Dia bercerita panjang lebar dibumbui dengan sedikit umpatan-umpatan kecil dimana topik cerita itu berkisar tentang kabar bahwa Irfan Bachdim diklaim oleh Malaysia. Ketika saya bertanya mengapa dia bisa sampai se-emosi itu, jawaban yang keluar adalah apa yang dia rasakan merupakan wujud dari solideritas sebagai pendukung sepak bola nasional termasuk di dalamnya tim nasional Indonesia yang saat ini berjuang di kejuaraan Piala AFF 2010. Yang terlintas dalam otak saya saat itu justru bukan bagaimana masalah klaim Malaysia terhadap Irfan Bachdim namun justru bagaimana bisa teman saya yang jika saya lihat dari aspek demografis berasal dari kalangan menengah dengan SES B+ dan tingkat pendidikan yang relatif tinggi bisa dengan mudahnya terpancing emosi tanpa mencerna asal usul informasi dan aspek lainnya. Dalam penelusuran saya melalui beberapa media nasional dan beberapa forum di dunia maya, klaim itu bukan dilontarkan oleh pihak yang memiliki legalitas entah itu pemerintah Malaysia maupun pihak tim nasional sepak bola Malaysia. Klaim itu hanya dilontarkan dalam sebuah forum di dunia maya dengan <i>id user</i> yang tidak memiliki kapasitas dan legalitas untuk mengajukan klaim terhadap Irfan Bachdim.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bicara tentang solideritas dan hubungan bilateral antara Indonesia – Malaysia, saya jadi ingat dengan salah satu isu yang secara masif menjadi perbincangan hampir di seluruh penjuru nusantara (salah satunya juga dipancing oleh pemberitaan media nasional) yaitu tentang penganiayaan Manohara Odelia Pinot yang dilakukan oleh suaminya, Tengku Muhammad Fakhry Petra putra ke-3 Raja Kelantan, Malaysia. </span><span style="font-size: small;">Secara sederhana, apa yang dialami oleh Manohara merupakan sebuah masalah KDRT ataupun <i>woman abuse</i>. </span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf1H1DWc5PmldJaT6HZa7ZtnOwE2BkCq6RzK2hfsqA3p9wbLLkl_id_kTCEmJceTb-nQ3j2oci_PqhtCVPw-rB3OZS6Oflb7p_HsV96PCRP5mwvFGlQbOgDEsq2ZxGVtLXWHrSyn1OmsxO/s1600/Manohara.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf1H1DWc5PmldJaT6HZa7ZtnOwE2BkCq6RzK2hfsqA3p9wbLLkl_id_kTCEmJceTb-nQ3j2oci_PqhtCVPw-rB3OZS6Oflb7p_HsV96PCRP5mwvFGlQbOgDEsq2ZxGVtLXWHrSyn1OmsxO/s400/Manohara.jpg" width="283" /></a><span style="font-size: small;">Namun setelah kasus ini diangkat oleh berbagai media nasional di Indonesia, isu ini menjadi sebuah isu nasional yang memancing reaksi masyarakat umum untuk bergerak. Salah satunya melalui demonstrasi di berbagai kota di Indonesia (<i>salah satu metode penyampaian aspirasi yang kurang elegan bagi saya pribadi</i>). Bahkan tidak menutup kemungkinan terdapat aksi pembakaran bendera negara Malaysia, foto presiden Malaysia, atau lambang kenegaraan lainnya dalam aksi tersebut. Usut punya usut, ternyata menurut mereka salah satu latar belakang keikutsertaan mereka dalam berbagai aksi terkait isu Manohara ini adalah solideritas bangsa Indonesia. Sedangkan di negeri Jiran sana, menurut salah satu dosen tamu dari Malaysia yang berkunjung ke Fisipol UGM waktu itu serta menurut penelusuran saya di beberapa media online bahkan isu ini sama sekali tidak menjadi isu nasional maupun isu regional.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari isu tentang klaim Malaysia atas Irfan Bachdim maupun isu tentang Manohara, yang menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah apakah “solideritas” menurut masyarakat Indonesia ini telah mengalami suatu komodifikasi hingga segala sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia entah itu dalam area privat maupun publik harus ditanggapi dengan serius, bersama, dan secara spartan? Saya pikir tidak. Solideritas memang harus dibangun oleh semua lapisan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan cita-cita pendiri negeri ini. Namun tentu saja kita harus berpikir secara matang dan logis tentang apa yang dihadapi. Ambilah contoh isu Irfan Bachdim diatas. Menurut hemat saya akan menjadi lebih bijaksana ketika teman saya itu berpikir lagi terkait tentang asal mula isu, siapa yang melontarkan klaim, dan berbagai aspek lainnya. Bukan begitu?</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kadangkala memang tidak semua solideritas itu logis namun solideritas akan menjadi sangat tidak logis ketika mereka yang mengaku memiliki solideritas tidak mengetahui apa yang mereka hadapi.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: transparent; color: red; font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: xx-small;">*) This post contain photos that taken from Google search results randomly. Copyright of the photos on each site, not on this site.</span><span style="font-size: small;"> </span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-65750383401034047622010-12-03T03:00:00.001+07:002010-12-03T03:00:03.492+07:00Kamus Travian<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";}
</style> <![endif]--> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCIhgmvpOfMLcIKVDQXtxINBWH0S0s6k5MP7u277TMzToOc3NLdj32Mxkc9GxcSgL05WpdKeTBzQn6rDpTLoDPfbfTILpZcn6kKxjMZyyJsleSF2J35gCtukr_1sFD6aMmMGCLY_2gQj63/s1600/Travian_logo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCIhgmvpOfMLcIKVDQXtxINBWH0S0s6k5MP7u277TMzToOc3NLdj32Mxkc9GxcSgL05WpdKeTBzQn6rDpTLoDPfbfTILpZcn6kKxjMZyyJsleSF2J35gCtukr_1sFD6aMmMGCLY_2gQj63/s1600/Travian_logo.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Salah satu game online yang paling intens saya mainkan hingga saat ini adalah Travian. Game tersebut merupakan sebuah game berbasis web browser yang dirilis pada tahun 2004 dan dikembangkan oleh <a href="http://traviangames.com/"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">Travian</span></a> Games GmbH dari Jerman. Dalam game yang masuk dalam kategori Real-Time Strategy ini ada beberapa istilah dan singkatan yang perlu dipahami dengan baik oleh para pemainnya. Pemahaman akan istilah dan singkatan tersebut akan sangat berguna bagi pemain ketika bergabung dengan suatu aliansi ataupun berkomunikasi dengan pemain-pemain lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";}
</style> <![endif]--><span style="font-size: small;">Berikut ini adalah beberapa istilah / singkatan yang umum digunakan dalam bermain travian:</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://i53.tinypic.com/2637i38.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://i53.tinypic.com/2637i38.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Demikianlah sedikit tentang beberapa istilah-ustilah yang saya temui dan gunakan dalam permainan travian ini. Semoga bermanfaat...</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2558559965045733763.post-20843815406470827292010-11-28T00:25:00.004+07:002011-02-25T21:16:41.121+07:00Twitter Client: Sebuah Trigger Penetrasi Twitter di Indonesia<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH7N7y6cySdT_PLluws_hEOKpF5BlqNum96KLBGjrilw4v3cnSwRDJKVu7KP_k-DV2R3c7lXS2EgoD4F-AwgwOZgnrTH_UntUrORe-XYu8RFKn2jdvB2jgQJX52sukTND_4nuJGsYbFp1h/s1600/Twitter+Bird.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH7N7y6cySdT_PLluws_hEOKpF5BlqNum96KLBGjrilw4v3cnSwRDJKVu7KP_k-DV2R3c7lXS2EgoD4F-AwgwOZgnrTH_UntUrORe-XYu8RFKn2jdvB2jgQJX52sukTND_4nuJGsYbFp1h/s320/Twitter+Bird.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: small;">Twitter merupakan salah satu situs microblogging yang paling populer di dunia akhir-akhir ini. Di Indonesia sendiri, kepopuleran twitter bahkan mampu merangsang pertumbuhan dan penetrasi teknologi telepon seluler. Sebagai bukti sudah tidak terhitung lagi jumlahnya produk telepon seluler maupun kampanye-kampanye pemasarannya yang mengusung twitter sebagai salah satu bagian dari tema kampanye.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Menurut saya kuatnya penetrasi twitter di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai hal yang sangat kompleks baik dari segi sosial budaya maupun dari perkembangan teknologi. Selain karena sebagian masyarakat Indonesia memang latah terhadap hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, penetrasi twitter di Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya berbagai <i>twitter client</i> yang membantu para pengguna twitter untuk memanajemen garis waktu mereka dengan lebih mudah dan nyaman. Sebelum situs <a href="http://twitter.com/">twitter</a> berubah akhir-akhir ini, situs tersebut dirasa sangat membosankan, semrawut, dan padat. Pada akhirnya user lebih memilih untuk mengakses twitter melalui berbagai <i>twitter client</i> yang tersedia baik yang berbasis website, desktop, ataupun layanan mobile. Bagi yang belum familiar, <i>twitter client</i> dapat dipahami sebagai sebuah aplikasi baik berbasis dalam bentuk desktop application maupun berbentuk website yang digunakan untuk mengakses twitter tanpa masuk secara langsung ke situs <a href="http://twitter.com/">twitter</a>.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bagi orang – orang yang dalam kesehariannya banyak berada di depan notebook atau PC, <i>twitter client</i> berbasis desktop menjadi pilihan cerdas. Hingga saat ini terdapat berpuluh-puluh <i>twitter client</i> yang dapat dipilih para user. Pemilihan <i>twitter client</i> ini biasanya banyak dipengaruhi oleh kecepatan akses dan <i>user interface</i>. Adapun beberapa desktop <i>twitter client </i>yang menurut saya benar-benar <i>highly recommended </i>dan sangat nyaman untuk digunakan antara lain adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="font-size: small;">1. TweetDeck </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD4ZyGqc6G-kMX9YVHU1T20N0aglh3eqrawmoZ3hM8yMzRCKkEBSZJsfJb1VjEYzwyWevjek7bPuFls8qQ4FgiepDjIpv0h0tGV4wEaVQ3DEfvDSDwm5yiYAeR4dzCrbRldZ-Xr4oEuXMa/s1600/TweetDeck+logo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD4ZyGqc6G-kMX9YVHU1T20N0aglh3eqrawmoZ3hM8yMzRCKkEBSZJsfJb1VjEYzwyWevjek7bPuFls8qQ4FgiepDjIpv0h0tGV4wEaVQ3DEfvDSDwm5yiYAeR4dzCrbRldZ-Xr4oEuXMa/s200/TweetDeck+logo.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: small;">Menurut saya, TweetDeck merupakan salah satu <i>twitter client </i>paling tangguh saat ini. Beberapa fitur standar seperti <i>re-tweet, replies, multiple account, follow/unfollow, shortening link, </i>dan <i>auto complete username</i> sudah tersedia. Selain itu kelebihan dari TweetDeck sendiri terletak pada <i>user interface</i> yang menurut saya sangat manis serta merupakan <i>twitter client</i> yang juga mendukung akses terhadap berbagai situs jejaring sosial lainnya. Kekurangannya adalah jika anda menggunakan TweetDeck dengan koneksi internet yang pas-pasan, mungkin update informasi dari TweetDeck ini akan terasa sedikit berat. TweetDeck cocok digunakan untuk MacOS, Windows, ataupun Linux dan bisa didapatkan secara gratis melalui situs <a href="http://www.tweetdeck.com/">http://www.tweetdeck.com/</a>. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
<span style="font-size: x-small;"><a name='more'></a> </span></div><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: x-small;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">2. DestroyTwitter</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwOnP9tzcAUPqb9DITU55xB8PtFJ_6ND2o64rYnQFWDKPxqg-NU9goCnJINqicxWwmermyVEF6dAnwlVtlmF80_vgK4r6nqItlw4yFtkMUJeLLd9128nO9JootBvOZpEeqT0hg3v3gC_w8/s1600/Destroy+Twitter+Logo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwOnP9tzcAUPqb9DITU55xB8PtFJ_6ND2o64rYnQFWDKPxqg-NU9goCnJINqicxWwmermyVEF6dAnwlVtlmF80_vgK4r6nqItlw4yFtkMUJeLLd9128nO9JootBvOZpEeqT0hg3v3gC_w8/s320/Destroy+Twitter+Logo.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: small;">Versi terbaru dari DestroyTwitter saat ini adalah DestroyTwitter 2.1.3. Hingga saat ini, DestroyTwitter merupakan salah satu <i>twitter client</i> terfavorit saya. Selain karena hampir semua fitur yang ada di TweetDeck juga ada dalam aplikasi ini, DestroyTwitter juga memiliki <i>user interface </i>yang sama manis jika dibandingkan dengan TweetDeck serta memiliki kecepatan akses yang cukup cepat meski digunakan oleh user dengan kecepatan koneksi internet yang pas-pasan (akses lebih ringan dibandingkan dengan TweetDeck). Kekurangan dari DestroyTwitter adalah tidak memungkinkannya penggunaan <i>multiple account.</i> Selain itu jika dibandingkan dengan TweetDeck, satu hal yang menjadi faktor diferensiasi yang paling kentara adalah TweetDeck support digunakan untuk berbagai jejaring social lain seperti facebook, Linkedln, MySpace, foursquare, dan lain sebagainya sedangkan DestroyTwitter hanya support menggunakan Twitter. Namun jika dipikir lebih jauh untuk kedua faktor yang terakhir ini bisa juga menjadi kelebihan, khususnya mereka yang hanya ingin mengakses twitter. Toh tidak jarang beberapa orang menggunakan TweetDeck hanya untuk mengakses akun mereka di Twitter. Selebihnya hanya menjadi suatu hal yang mubazir. Sehingga dapat dikatakan bahwa bagi mereka </span><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-size: small;">pengguna setia twitter (saja), DestroyTwitter merupakan pilihan terbaik. Aplikasi ini bisa didapatkan secara cuma-cuma melalui situs <a href="http://destroytwitter.com/">http://destroytwitter.com/</a>.</span> </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">3. Seesmic Desktop</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxzFwO3B_-891xtWj05sBOjPRy6Qk1xmWcJZPrMVosTAnSKOc685DfXXiVNoDhqi8HkjV926WAwKXZBm4Fyb7ngxYMGrwwfqosbEVUwC50bVKjnqKd54YSymwtuAfxH-OZ-gREkRbDrC0G/s1600/Seesmic+Logo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="99" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxzFwO3B_-891xtWj05sBOjPRy6Qk1xmWcJZPrMVosTAnSKOc685DfXXiVNoDhqi8HkjV926WAwKXZBm4Fyb7ngxYMGrwwfqosbEVUwC50bVKjnqKd54YSymwtuAfxH-OZ-gREkRbDrC0G/s320/Seesmic+Logo.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: small;">Seesmic Desktop sebernarnya merupakan salah satu <i>twitter client</i> yang paling lengkap fiturnya. Semua fitur yang ada di twitter & facebook bisa diambil alih oleh aplikasi ini. <i>Full control panel, multiple account, column, replies, re-tweet</i> dan lain sebagainya. Untuk facebook sendiri aplikasi ini juga sudah menyertakan fitur <span id="goog_1801529995"></span><span id="goog_1801529996"></span>comment dan “like this”. Menurut saya jika dibandingkan dengan TweetDeck ataupun DestroyTwitter kekurangan Seesmic Desktop terletak pada <i>user interface </i>yang masih kalah manis meskipun tidak juga dinilai buruk. Untuk kecepatan akses, Seesmic Desktop berada diantara TweetDeck dan DestroyTwitter. Aplikasi ini bisa didapatkan secara cuma-cuma melalui situs <a href="http://seesmic.com/">http://seesmic.com/</a>. </span><span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: small;">Selain ketiga <i>twitter client</i> yang saya sebutkan diatas, masih ada banyak sekali program-program lain dengan berbagai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Meskipun demikian, di Indonesia sendiri sepopuler apapun <i>twitter client</i> yang berbasis desktop, penetrasi twitter di Indonesia tidak akan pernah lepas dari peran <i>twitter client </i>dengan basis <i>mobile</i> seperti ÜberTwitter, Snaptu, dabr, dan lain sebagainya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif; font-size: small;">Penilaian tentag <i>twitter client</i> diatas semata-mata hanya berdasarkan <i>personal experiences</i> saya. Sehingga dapat dipahami hal tersebut tidak 100% objektif karena pada beberapa hal seperti <i>user interface </i>sangat erat hubungannya dengan selera. Oleh karena itu memungkinkan adanya hasil yang berbeda pada setiap orang yang mencobanya.</span></div>Christa Adhi Dharmahttp://www.blogger.com/profile/07105757114775191767noreply@blogger.com0