Sunday, December 26, 2010

The Final Countdown


We're leaving together
But still it's farewell
And maybe we'll come back
To earth, who can tell?

I guess there is no one to blame
We're leaving ground
Will things ever be the same again?
It's the final countdown...

We're heading for
Venus and still we stand tall
Cause maybe they've seen us and welcome us all
With so many light years to go and things to be found
I'm sure that we'll all miss her so It's the final countdown...
The final countdown...
It's the final countdown.

Lirik diatas merupakan lirik lagu  The Final Countdown karya Joey Tempes yang dinyanyikan oleh salah satu band beraliran Rock asal Swedia, Europe. Lagu yang tergabung dalam album The Final Countdown dan dirilis pada tahun 1986 ini pernah menjadi single terbaik yang memuncaki berbagai tangga lagu di lebih dari 20 negara di dunia dan sukses membawa Europe menjadi salah satu grup band kelas dunia.

Menurut hemat saya, lagu The Final Countdown ini sukses menjadi salah satu lagu yang tidak lekang dimakan waktu hampir di seluruh belahan dunia. Bersama dengan lagu "We Are The Champion" karya Queen pada tahun 1977 lagu ini masih sering sekali terdengar dalam berbagai kesempatan terutama sebagai back-sound beragam kompetisi.


Pertama kali saya kenal dengan lagu ini adalah suatu saat dimana waktu itu saya masih kecil (masih TK atau SD saya lupa) dan bersama dengan papa mama saya pergi untuk menonton dan mendukung paman saya (adik kandung mama) yang bergabung dalam sebuah kejuaraan motocross. Pada kejuaraan tersebut lagu ini diputar berulang kali dan membahana hingga terdengar hampir di seluruh penjuru lintasan. Entah kenapa menurut saya momentum saat itu menjadi salah satu momentum yang sangat berkesan, menyenangkan, mendebarkan, dan penuh semangat. Overall, saya hanya bisa mengatakan bahwa momentum tersebut sungguh luar biasa!

Efek dari momentum tersebut ternyata masih membekas hingga saat ini. Pertama, saya masih suka sekali mendengarkan lagu ini meskipun di sisi lain tren lagu baik dalam negeri maupun luar negeri terus berputar; Kedua, hingga tulisan ini selesai saya tulis obsesi untuk menjadi seorang pembalap motocross masih menjadi salah satu obsesi saya yang gagal terealisasi karena berbagai alasan. Hahaha...

Kembali lagi tentang lagu, bagi saya sendiri lagu ini merupakan salah satu lagu yang mampu menghadirkan atmosfer tertentu dan membawa dampak emosional terutama menggiring energi positif pada setiap individu yang mendengarkan lagu ini. Memang benar anggapan bahwa hampir setiap lagu yang diperdengarkan bisa membawa dampak emosional bagi mereka yang mendengarkan. Sayang seribu sayang di negeri ini sebagian besar lagu-lagu yang populer masih saja didominasi oleh lagu yang menurut saya penuh dengan suasana nelangsa, penderitaan karena cinta, dan kesedihan. Imbasnya saya tidak menemukan bahwa lagu-lagu seperti itu mampu mengkonstruksi mood yang positif.

Meskipun demikian, setidaknya saat ini saya masih menaruh harapan pada lagu-lagu seperti "Bendera" karya Cokelat ataupun "Garuda di Dadaku" karya Netral. Toh bersamaan dengan dihelatnya kejuaraan sepakbola Piala AFF, lagu yang saya sebut paling akhir tadi ternyata seakan-akan sudah menjadi "lagu wajib" yang dinyanyikan di Stadion Gelora Bung Karno ketika tim nasional Indonesia berlaga. Untuk itu saya bermimpi suatu saat nanti musisi Indonesia mampu menghasilkan produk-produk sekelas dengan The Final Countdown karya Europe ini. Semoga Tuhan memberkati...

No comments:

Post a Comment