Film “?” karya sutradara Hanung Bramantyo memang sudah ditayangkan di berbagai bioskop di seluruh Indonesia sejak 7 April 2011 namun ternyata hingga saat ini pertentangan tentang film itu (yang bahkan telah muncul sebelum film ini dirilis) masih terus bermunculan. Pada awalnya saya sendiri cukup enggan menulis atau berpendapat tentang kontroversi film ini. Namun setelah di beranda akun facebook saya, linimasa akun twitter saya, hingga akun saya di berbagai forum diskusi online yang saya ikuti ternyata masih banyak orang yang “menyerang” film itu, akhirnya saya tidak tahan untuk tidak ikut berkomentar.
Berikut ini adalah beberapa pendapat saya tentang film “?” karya sutradara Hanung Bramantyo dimana saya mencoba membaca film “?” ini sesuai dengan kapasitas pembacaan saya.
- Dua acungan jempol untuk Om Hanung Bramantyo yang sudah berani membuat film tentang potret konflik horizontal yang banyak terjadi di Indonesia. Khususnya yang berkaitan dengan isu keberagaman. Film ini menuntut orang berpikir, tidak seperti film-film horor sensual yang banyak beredar di pasaran.
- Saya tidak sepakat dengan pandangan orang yang menyatakan bahwa opening film ini dimana ada adegan penusukan pastor dan bagian akhir film dimana ada peristiwa pengeboman gereja itu mendiskreditkan umat Islam dan menuduh Islam erat kaitannya dengan terorisme dan kekerasan. Pada opening film yaitu adegan penusukan pastor, pelaku penusukan mengenakan jaket warna cokelat dan memegang pisau di salah satu tangannya serta dijemput oleh pengendara motor. Sedangkan dalam peristiwa pengeboman gereja, hanya ada adegan dimana tokoh Soleh menemukan paket misterius berwarna cokelat muda tanpa ada tayangan siapa yang meletakkan paket itu dan simbol-simbol yang merujuk pada umat Islam bahkan hingga adegan paket tersebut akhirnya meledak. Dari kedua bagian film tersebut, bagian mana yang mendiskreditkan umat Islam dan menuduh?
- Film ini justru memberikan potret nyata fenomena yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia dimana kesamaan agama adalah salah satu pertimbangan paling penting dalam memilih pasangan hidup. Hal tersebut divisualisasikan dalam cerita tokoh Menuk yang memilih untuk menikah dengan Soleh yang pengangguran namun memiliki kesamaan agama dibandingkan menikah dengan Ping Hen / Hendra yang berasal dari keluarga yang cukup mapan namun beda agama.
- Film ini juga memberikan pesan pendidikan tentang profesionalitas kerja. Hal tersebut nampak pada cerita bagaimana Menuk sebagai seorang muslimah yang bekerja di sebuah restoran Chinese Food yang menyediakan menu dari daging babi. Dalam berbagai scene nampak bagaimana Menuk bekerja sepenuh hati, penuh tanggung jawab tanpa mengkhianati keyakinan yang dianutnya hal tersebut divisualisasikan dengan adegan Menuk yang tetap sholat dan memisah masakan hingga peralatan yang digunakan antara menu dari daging babi dengan menu lain yang halal.
- Selain cerita tentang Menuk, cerita lain yang juga berbicara tentang profesionalitas kerja adalah cerita tentang Surya yang menerima tawaran peran sebagai Jesus dalam drama Paskah dengan bayaran yang tinggi. Bukankah sebagai aktor profesional seseorang harus mampu berperan sesuai dengan kebutuhan skenario? Selain itu setahu saya, drama Paskah bukanlah ibadah namun sebuah pertunjukan drama biasa untuk mengingatkan umat Kristiani tentang penderitaan Jesus. Sedangkan misa Jum’at Agung sendiri dilaksanakan setelah pertunjukan drama selesai. Oleh karena itu, dalam pembacaan saya Surya tidak melakukan ibadah yang tidak sesuai dengan keyakinannya.
- Saya menyayangkan pendapat bahwa adegan penyerangan restoran Chinese Food yang dikelola Ping Hen / Hendra mendiskreditkan Banser NU. Menurut pendapat saya, pada saat penyerangan tidak ada attribut yang merujuk pada Banser NU. Memang dalam penyerangan tersebut ada Soleh yang memimpin, namun tidak berarti dia mewakili institusinya (Banser NU). Selain itu, menurut saya mereka yang menganggap adegan penyerangan tersebut mediskreditkan Banser NU hanya membaca film ini secara parsial. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa penyerangan itu dilakukan atas dasar dendam Soleh terhadap Ping Hen / Hendra yang sebelumnya sempat berkelahi dan didasari rasa cemburu karena Menuk lebih memilih bekerja dibandingkan dengan jalan-jalan bersama keluarga yang sebelumnya juga divisualisasikan dalam adegan film.
- Menurut saya, justru Om Hanung Bramantyo ingin mendorong citra Banser NU lewat film ini. Hal tersebut dilihat dari bagaimana Banser NU dengan sukarela mau ikut menjaga keamanan gereja. Yang perlu dicatat Banser NU tidak ikut beribadah disini, namun justru menunjukkan bagaimana cara mereka membangun citra agama Islam secara konstruktif. Mereka ingin membuktikan bahwa Islam bukan agama teroris. Toh terorisme tidak merujuk pada salah satu agama pun di negeri ini. Untuk itulah terorisme patut diperangi bersama.
- Sebagai film yang lahir di Indonesia dimana mayoritas penduduknya beragama Islam, film ini juga menunjukkan betapa agungnya agama Islam. Hal tersebut nampak di akhir adegan dimana Ustadz Wahyu berkata kepada Ping Hen / Hendra di dalam masjid bahwa “Islam adalah agama yang mengajak manusia untuk terus menerus memperbaiki dirinya. Berusaha Ikhlas dan sabar. Menjadikan dirinya berarti bagi orang banyak”.
Itulah sedikit pendapat saya tentang film “?” karya Hanung Bramantyo. Tidak menutup kemungkinan anda tidak sependapat dengan saya atau bahkan justru berlawanan. Toh semua orang bebas untuk membaca dan menafsirkan suatu teks tidak terkecuali yang berbentuk film seperti ini. Perbedaan itu sah adanya, namun ada baiknya jika kita membaca teks sesuai dengan konteks yang ada, juga membaca film ini secara utuh karena jika anda membaca film ini sebagian atau terpotong-potong mungkin akan berbahaya bagi kesehatan pikiran dan logika anda sekalian. Terima kasih.
Best Regards,
Christa Adhi Dharma
Christa Adhi Dharma
definitely agree, baby. secara menyeluruh nilai-nilai yang dibawa oleh film ini nggak ada yang salah. tapi memang melihatnya harus secara menyeluruh, jangan parsial. sayangnya, nggak semua audiens mampu melihatnya sebagai satu kesatuan pesan. anyway, nice write. bahasanya sederhana tapi jelas dan dalam. proud of and love you, baby! :)
ReplyDeleteMakasih banyak mbak Nia.
ReplyDelete:)